#100# WHAT IS YOUR FAVOURITE NUMBER ?
"What is your favourite Number and
give your reason?" Sebuah pertanyaan yang pernah saya dapatkan saat saya
terlibat perbincangan dengan seseorang, yang sekarang dia menjadi salah seorang
yang masuk dalam list “orang-orang yang saya kagumi”. Bagi
saya angka favorit saya adalah angka delapan. Entahlah, secara struktur
merupakan "unique number", tidak terputus dan selalu berhubungan.
Ada makna dan filosofi hidup ketika kita
mau mendalaminya. Bentuk yang saling terkait dan tidak terputus itu seperti
sebuah realita kehidupan. Akan ada dampak atau sesuatu yang berhubungan dari
sebuah aktivitas dalam hidup yang pernah dilakukan atau sedang dilakukan dengan
sesuatu yang akan terjadi ke depannya. Ketika engkau berbuat baik dalam suatu
kondisi, maka dampaknya terhadap dirimu adalah akan selalu ada sesuatu yang
baik pula yang akan kau hadapi selanjutnya. Begitu pula ketika engkau melakukan
suatu hal yang buruk, dampak buruk akan juga engkau alami.
Inilah point penting bahwa kita diingatkan
akan sesuatu hal dalam hidup kita. Akan selalu ada keterkaitan dalam segala hal
yang kita lakukan. Dalam sebuah Terjemah Hadits: Abdullah ibnu Mas’ud berkata
bahwa Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya benar (jujur) itu menuntun
kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun ke surga, dan seseorang itu berlaku
benar sehingga tercatat di sisi Allah sebagai seorang yang siddiq (yang sangat
jujur dan benar). Dan dusta menuntun kepada curang, dan curang itu menuntun ke
dalam neraka. Dan seorang yang dusta sehingga tercatat di sisi Allah sebagai
pendusta.” (Diriwayatkan oleh imam Bukhari).
Hadits diatas bisa menggambarkan tentang
keterkaitan antara perbuatan baik dengan dampak yang diterima oleh pelaku,
begitu pula dengan perbuatan buruk juga akan membawa dampak pada pelakunya.
Semoga sedikit pemaparan dan pemaknaan saya akan sebuah angka yang saya "favoritkan"
ini bisa menjadi bahan renungan kita bersama sebagai penyemangat untuk bisa
lebih baik lagi dalam bertindak dan berprilaku. Meskipun terkadang dalam
kenyataannya, gak semua hal baik yang sudah dilakukan seorang pribadi bisa
ditanggapi positif oleh orang lain. Parahnya lagi jika sebaliknya implikasi
yang didapat.
Tapi “apalah-apalah” segalanya memang bisa saja terjadi demikian.
Tak semua yang kita inginkan bisa didapat. Mungkin ada baiknya ketika kita
mengalami hal tersebut, maka menyendirilah sekejap untuk merenungkan kembali,
“apa niat” yang sudah kita ikrarkan sebelum melakukan hal tersebut sudah Lillah atau belum. Keikhlasan memang
tidak bisa hanya diperlihatkan saaat kita selesai melakukan sesuatu, namun
ketika “akan” melakukan, “sedang” melakukan, dan “setelah” melakukan. Yakin
bahwa Allah yang akan membalasnya.
Komentar
Posting Komentar