#113# RAINA'S RAIN (Part 9)

Siapa sosok yang sebenarnya dia tunggu dan sangat ingin dipertemukan denganku?. Rasa penasaran yang juga menggelayuti fikiranku, membuatku mengubah rencana. Yang pada awalnya akan bertemu dengan Yoan untuk belajar bersama, segera kurubah. Aku mengirim pesan singkat kepadanya untuk datang agak telat, dan memutuskan kembali ke kafe tersebut. Tapi setiba kembali disana malah melihat sebuah pemandangan yang menyesakkan hatiku. 

“Wanita itu?” sosok wanita cantik yang selama ini sering aku dengar dari bang Raihan dan pernah aku lihat sekali saat pulang latihan basket. Dia memeluk wanita itu, ngobrol berdua dengannya. Aku mengambil tempat duduk dengan posisi yang cukup strategis dan sedikit terlindung dari mereka berdua. Memperhatikan mereka dari kejauhan dan hingga menyimpulkan bahwa diantara mereka memang ada sesuatu. Beberapa menit di awal mereka masih terlihat akrab, namun setelahnya mereka seperti bertengkar. Wanita itu pergi meninggalkan Guntur. 

Dari kejauhan aku masih memperhatikannya. Guntur sepertinya marah dengan keadaan. Lalu kemudian pergi. Aku mendekati meja tempat mereka duduk tadi. Aku menemukan sebuah kartu ucapan yang telah robek. Aku mencoba mencari robekannya dan mempersatukan kembali kartu itu. Ternyata disana  bertuliskan “Aku menyayangimu sepenuh hati”. 

“Jadi menurut kamu, Guntur ingin memperkenalkan kekasihnya, begitukan? Ya sudah Rai, makanya dari sekarang pun kamu gak usah lagi memikirkan dia. Karena cintamu tak akan bersambut. Kebaikan selama ini padamu tak ubahnya antara seorang sahabat dengan sahabatnya.” Ujar Yoan suatu hari menasehatiku.

Sebenarnya aku juga gak tau, sejak kapan aku memiliki perasaan terhadapnya. Aaah, bodohnya aku, selama ini membiarkan perasaan ini tumbuh, padahal dari awal bang Raihan sudah mewanti-wantinya. Meskipun aku tau dia sedang patah hati, aku gak bisa dengan sengaja memasuki nya. Hati setiap orang gak akan bisa dikuasai siapapun dan aku pun gak mau, meski aku punya kesempatan itu. Persahabatan adalah tetap persahabatan, selamanya akan tetap demikian. 

Cinta, bahasanya senantiasa halus, menyentuh jiwa terdalam, lalu aku bisa apa jika disinggahinya?



Waaah, masih berlanjut lho ini, hehehe 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL