Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

Gambar
Guys… akhirnya sampai pada part terakhir kegiatan Rainy’s Day Fest di Banjarbaru. Jadi malam penutupan RDF ditandai dengan launching buku antologi Puisi “ The First Drop of Rain ”. Acara peluncuran buku ini juga dimeriahkan dengan kegiatan “ Poetry in Action ”. Kami ditawarkan kesediaannya untuk tampil membacakan puisi. Tentu saja bagi penyair, membaca sebuah puisi adalah suatu hal yang menyenangkan, karena merupakan salah satu cara “olah jiwa”. Mendalami makna puisi, menyajikannya, dan dinikmati oleh orang lain. Saya dan kawan saya juga turut serta berpartisipasi. Saya sendiri membawakan puisi karya saya, yang saya buat dengan musikalisasi yang sangat sederhana. Kebetulan ada sebuah instrument alat musik tersedia disana, yup sebuah gitar. Kegiatan ini masih berpusat di Mingguraya. Pic : Poetry in Action Pic: Poetry In Action Ada satu hal yang cukup menarik di Mingguraya. Siapapun yang datang untuk pertama kalinya harus mengikuti semacam agenda wajib, yakni membaca puisi.

#125# PASAR "TERAPUNG", AKHIRNYA SAYA KE SINI JUGA (Travelling ke Kalsel - Part 6)

Gambar
Hei guys, masih ingin mendengarkan kisah perjalanan saya ke Kalsel? Nah, saatnya saya bercerita tentang pengalaman saya singgah di kota Banjarmasin dan berwisata ke Pasar Terapung. Pasti bukan hal yang asing ketika berbicara tentang salah satu pasar yang menjadi maskot kota Banjarmasin ini. Cek it out  ya. Pasar Terapung, adalah salah satu obyek wisata di Banjarmasin. Sebuah pasar yang unik karena kegiatan jual belinya diadakan di atas perahu dan kapal. Perjalanan menuju ke pasar terapung membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai ke kota Banjarmasin dari penginapan kami di Banjarbaru. Kami berangkat sekitar pukul 4.30 dan sampai di kota Banjarmasin sekitar pukul 5.30. Setiba disana kami melakukan sholat subuh terlebih dahulu. Untuk menuju pusat jual belinya kami perlu menggunakan kapal karena pusat jual beli berada di tengah perkampungan (tepatnya di tengah sungai) desa Lok Baintan. Perjalanan kesana memakan waktu kira-kira hampir 20-30 menit. Bahkan saya sempat menikmati

#124# KULINERAN YUK (Travelling Ke Kalsel - Part 5)

Gambar
Hei..hei, cerita selama di Kalimantan Selatan gak hanya seputar RDF aja. Saya juga melakukan perjalanan ke beberapa tempat disana. Nah pada hari pertama saat kami baru tiba di Banjarbaru, kami bertiga memutuskan untuk melakukan perjalanan sendiri, karena pada saat itu kegiatan belum berlangsung secara resmi ( belum opening, sehingga kami masih ada waktu bebas ). Akhirnya kami bertiga melakukan perjalanan ke Martapura dengan menggunakan jasa Grab ( di Kalsel sudah ada lho ). Sebuah daerah yang sangat terkenal di Kalimantan Selatan. Rasa-rasanya gak afdhal kalau ke Kalsel gak mampir kesini. Martapura dikenal sebagai daerah penghasil Intan terbesar di dunia. Beragam pernak pernik batu hiasan dapat dibawa sebagai cenderamata oleh para wisatawan baik lokal maupun dari luar. Bentuknya beragam, ada kalung, gelang, bros wanita dll. Selain dikenal sebagai kota penghasil intan, Martapura juga dikenal sebagai kota santri. Di Kalimantan Selatan, juga banyak dikenal para pemuka agama Islam ( d

#123# MEET WITH THEM (Travelling ke Kalsel - Part 4)

Gambar
Sampai pada part 4 Perjalanan saya ke Banjarbaru . Biar gak penasaran langsung saja. Cek it out . Opening Rainy’s Day Festival , digelar di sebuah taman air mancur “ Taman Van Der Pijl ” yang letaknya di pusat kota Banjarbaru. Dikemas secara menarik dengan beragam pertunjukkan yang dibawakan oleh beberapa peserta yang terdiri dari berbagai komunitas kreatif di Banjarbaru.  Pada dasarnya festival ini juga tidak hanya dihadiri oleh kalangan penyair saja, namun juga dihadiri oleh novelis, cerpenis, pengamat sastra, akademisi bahkan sutradara film dari berbagai tempat di Nusantara. Pic : Dokumentasi Rainy's Day (Bang Yulian Manan) Pic : Dokumentasi Rainy's Day (Bang Yulian Manan) Pic : Dokumentasi Rainy's Day (Bang Yulian Manan) Satu hal yang sangat menarik perhatian saya. Pertunjukkan musikalisasi puisi oleh seorang Tan Lioe Le , seorang penyair asal Bali. Dengan berbekal kepiawaiannya dalam bermain musik, seorang Tan, memadukan syair puisi dan gestur tubuh

#122# FESTIVAL HARI HUJAN (Travelling ke Kalsel - part 3)

Gambar
Guys… maafkeun. Karena kesibukan yang lumayan banyak, disertai amanah yang juga “bertubi-tubi” yang harus diselesaikan, akhirnya baru bisa kembali melanjutkan kisah travelling saya ke Kota Banjarbaru dalam rangka menghadiri Rainy’s Day Literary Festival.  Postingan terakhir saya adalah saat kami baru tiba di kota Banjarbaru, menunggu jemputan panitia “ Rainy’s Day Fest" atau  saya sebut RDF aja ya. Dengan wajah yang masih kucel, dan jangan tanya kadar lelahnya kami ya ( lelah pake banget ), akhirnya sekitar 30 menit kemudian panitia tiba dan siap mengantar kami ke penginapan.  Kami diinapkan bersama teman-teman penggiat sastra dari berbagai daerah di Indonesia di sebuah kantor pemerintah yang menurut informasi adalah Badan Diklat Pengembangan Sumber Daya Manusia. Letaknya di jalan Ambulung. Disini memang sudah biasa dijadikan tempat menginap bagi para instansi pemerintah ataupun swasta ketika mengadakan sebuah kegiatan besar. Lokasinya agak jauh dari pusat kota, namun jug

#121# My First Love

Gambar
Waah, ini tantangan menulis paling berat bagi saya. Mengisahkan dan menyajikan tulisan dengan tema cinta pertama. Saya tidak tahu sejak kapan saya mengenal cinta. Yang jelas ketika bersamanya saya selalu merasa bahagia. Saya selalu merasakan kenyamanan. Saya memberi kepercayaan besar terhadapnya.  Pic : Zariey-sikdewa.blogspot.com Sejak saya masih kecil, dia yang selalu menjadi tempat bertanya saya. Dia yang selalu menjadi orang yang akan mendengar segala keluh kesah saya saat saya mendapat kesulitan di sekolah. Dia yang mengajarkan kepada saya pertama kali huruf Hijaiyah lewat sebuah buku yang kami sebut “alif-an”.  Dia juga yang pertama kali menempelkan Sebuah karton lebar yang didalamnya ada huruf dari A sampai Z, dan Juga angka 1 sampai 9 dan ditempelkan di dinding dekat jendela dan mengajarkan kepada saya tentang huruf dan angka itu sehabis magrib.  Ketika saya lulus Sekolah Menengah Tingkat Pertama, dan mendapatkan nilai ujian akhir yang sangat memuaskan, dia pu

#120# AKU MAU BICARA TENTANG SYURGA

Gambar
Wanita senja dengan raut wajah yang penuh dengan cerita.  Sekian tahun telah ia lewati, sekian lembar kisah telah ia selesaikan bab per bab dalam episode kehidupan yang menjadi bagiannya.  Sekian kesedihan, bercampur kesenangan, menjadi bagian dalam perjuangan yang telah ia lakukan semasa ia mampu.  Wanita senja itu, aku panggil Mamah. Jika berbicara tentangnya, sama artinya bicara tentang syurga. Sesuatu yang belum pernah aku lihat dengan mata kepala, tapi aku yakini keberadaannya.  Di Syurga, segala hal yang dimau, akan tersedia. Dan aku temukan pula itu semua dalam raut wajah tuanya, seorang wanita usia senja. Jika ditanya kepadaku, apakah aku mengucapkan “selamat hari ibu” kepadanya?? Jawabanku “Tidak”. Kenapa?? Karena aku terlampau malu, tak biasa.  Aku, hanya lebih suka mendoakannya dalam diamku, dan membuat baris demi baris puisi untuknya. Wanita Senja ku. Syurga ku. Dia mamah ku.  “Aku Mau Bicara Tentang Syurga” Aku mau bicara tentang syurga, ya

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

Gambar
Naah, ketemu lagi di bagian kedua cerita perjalanan saya ke Banjarbaru Kalimantan Selatan. Mungkin kalian semua ingin tahu beberapa hal dari perjalanan ini. Naik apa kami kesana, Berapa lama waktunya, dan ngapaen aja disana. Nah di bagian kedua ini akan saya ceritakan awal perjalanan kami sejak mula berangkat. Berkunjung ke Kalimantan Selatan sebenarnya bukan hal yang baru buat diri saya. Sebelumnya saya sudah pernah beberapa kali berkunjung karena ada urusan keluarga dan dinas dari kantor. Namun perjalanan yang sudah sangat lama itu membuat saya rindu akan tanah Banjar. Bertepatan dengan bulan Maulid penanggalan Arab, saya memang berniat hendak berkunjung kesana, dibarengi kegiatan ini lalu kemudian saya turutkan saja. Perjalanan yang sangat “tiba-tiba” ini, sangat berkesan bagi saya. Berangkat dari Samarinda, ke terminal di Samarinda Seberang untuk mencari tiket Bis menuju Banjar. Karena ketidaktahuan kami, proses dalam memesan tiket keberangkatan lumayan sangat ribet (yang

#118# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (part 1)

Gambar
Jika foto-foto mendokumentasikan perjalananmu, maka tulisan akan semakin menambah asyik travellingmu. Waah, maaf nih karena kesibukan yang seabrek baru sempat lagi update blog. Seperti janji saya, blog kali ini akan saya tulis pengalaman saya selama enam hari melakukan perjalanan ke Kalimantan Selatan. Apa saja kegiatan yang dilakukan selama disana??, semua adalah segala hal yang menyenangkan, dan bagi saya ini adalah liburan yang bisa dibilang tak akan terlupakan (cieeh). Pada KEPO ( Knowing Every Particular Object ) gak?? Heheh Kuy, Blog Walking di sini ya. ☺ Rainy’s Day Literary Festival , adalah sebuah moment yang mengawali langkah perjalanan saya ke Provinsi Kalimantan Selatan. Bertemu dengan orang-orang hebat dan berpengalaman di bidang sastra dan menimba banyak ilmu dari mereka adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya pribadi. Bermula dari di tag  seorang kawan di social media yang saya punya mengenai seleksi puisi untuk buku antologi “ The First Drop Of Rai

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL

Gambar
“Mba Firaa, ayo bangun.!! Jam berapa lagi mau bangun coba.” Nyanyian Ayah setiap pagi seperti pertunjukan konser di lapangan. Aku hanya bisa menutup kedua telinga dengan guling dan membenamkan diriku di dalam selimut tebal. Tak berapa lama kemudian. Byuuuurrr. Kena telak!! Basah semua. Bisa dibayangkan sendiri, siraman air segayung mengguyur tubuh. Menggigil. “Ayaah, kenapa Fira disiram lagi. Sprei kemarin saja belum kering karena ayah siram.” Wajahku jelek sekali pagi itu. Cemberut dan kalian mau tahu, ayah hanya tertawa dan senyum sumringah tampak jelas diwajahnya. “Hehehe, makanya kalau ayah panggil dijawab, jangan justru menutup telingamu dengan bantal dan sembunyi dibalik selimut. Jadi basah kan, hihihi.” Ayah seolah menjadi pemenang. Seperti seseorang yang berhasil memenangkan permainan games milik Dodi. Aku masih mendengar jelas tawa yang keluar dari mulutnya. Terbahak-bahak. Tak hanya tawa ayah, dibelakangnya menyusul tawa bunda dan Bang Dodi. Aaah, aku seperti jad

#116# RAINA'S RAIN (Part12)

Sepertinya aku kembali melakukan kesalahan. Aku menyadari kekeliruanku, memaksanya untuk bercerita sesuatu yang sudah sangat jelas aku tahu penyebabnya adalah keputusan yang bodoh. Sama saja aku membuka luka. Melihat wajahnya kembali murung, aku mencoba membalikkan suasana. “haha, sudah tak usah difikirkan, ayo kita bertanding basket, mumpung yang lain belum datang, ayo..” aku mencoba mengalihkan. Tiba-tiba dia mendekat padaku dan memegang tanganku dengan sangat erat. Membawaku ke suatu tempat tanpa menjelaskan apapun.  “Jadi kamu mau aku bisa jujur terhadap apa yang telah terjadi selama ini, kenapa aku menghindar, dan menjauh darimu.” Dia menatapku dalam. Tuhan, pandangan matanya begitu tajam. Jantungku berdegup kencang. Aku hanya bisa mengangguk, menunjukkan kalau aku ingin tahu apa yang telah terjadi. Seketika bunyi gemuruh Guntur terdengar. Hujan seketika turun dengan tiba-tiba. Kami basah berdua. Tak beranjak. Kami masih saling bertatap. Kami tak sadar jika kami sekarang ada

#115# RAINA'S RAIN (Part 11)

“Guntur, sekarang sombong bener ih, gak pernah lagi ngajak aku jalan ke toko buku. Kenapa, hmm sudah gak pengen berteman sama aku lagi ya? Aku udah gak seru ya?” Sapaku suatu hari pada si Hamish Daud. Lama rasanya tak berbincang dengannya. Aku memang telah memutuskan untuk menutup semua kisah yang membuat aku pernah merasakan patah hati, sekarang aku kembalikan komitmen persahabatan antara kami.  “Rai, sebenarnya aku pun sudah lama ingin sekali mengajakmu seperti biasa, tetapi kamu juga selalu menghindar selama ini, aku jadi gak enak, makanya aku menghindar saja.” Jelasnya padaku. “hahaha, Guntur kamu ini laki-laki atau apa sih, jadi cowok kok perasaannya sensitive sekali, begitu aja langsung ngambek gak mau negur, hedeh, percuma aku kasih kamu gelar si Hamish Daud, hahaha.” Aku tertawa. Guntur juga tertawa.  “Eits, tunggu sebentar, kamu bilang gelar ku si Hamish Daud? Siapa yang memberi gelar itu?” tentu saja aku lah. “Habisnya gak ada artis Indonesia yang cukup mewakili diri

#114# RAINA'S RAIN (Part 10)

Begini rasanya patah hati? Makan enak rasanya kurang enak, mau tidur rasanya gak bisa tidur. Aaah, kenapa juga aku merasakan hal seperti ini. Dia yang disana juga sedang patah hati, jika aku masuk barangkali akan lain ceritanya. Barangkali aku tak perlu merasa gelisah seperti ini lagi. Siapa tau aku jadi penyembuh rasa sakit dalam hatinya. Dan aku pun akan sembuh dengan sendirinya. Tapi tidak, aku gak akan pernah berbuat seperti itu, aku gak mau jadi pelarian sesaatnya. Tiba-tiba saja, langit semakin mendung dan seketika bumi ini diguyur hujan. Aku segera berlari mencari tempat berteduh. Hingga akhirnya sampai di sebuah pelataran masjid. Aku masuk dan berteduh disana sambil menunggu hujan berhenti. Masjid yang cukup punya halaman yang luas ini, memang menjadi tempat berteduh yang paling baik. Mungkin karena lokasinya berada di pinggir jalan, sehingga menjadi sasaran bagi mereka yang kehujanan saat kebetulan lewat. Aku terbawa dalam lamunan. Aku sangat menyukai hujan. Sedari ke

#113# RAINA'S RAIN (Part 9)

Gambar
Siapa sosok yang sebenarnya dia tunggu dan sangat ingin dipertemukan denganku?. Rasa penasaran yang juga menggelayuti fikiranku, membuatku mengubah rencana. Yang pada awalnya akan bertemu dengan Yoan untuk belajar bersama, segera kurubah. Aku mengirim pesan singkat kepadanya untuk datang agak telat, dan memutuskan kembali ke kafe tersebut. Tapi setiba kembali disana malah melihat sebuah pemandangan yang menyesakkan hatiku.  “Wanita itu?” sosok wanita cantik yang selama ini sering aku dengar dari bang Raihan dan pernah aku lihat sekali saat pulang latihan basket. Dia memeluk wanita itu, ngobrol berdua dengannya. Aku mengambil tempat duduk dengan posisi yang cukup strategis dan sedikit terlindung dari mereka berdua. Memperhatikan mereka dari kejauhan dan hingga menyimpulkan bahwa diantara mereka memang ada sesuatu. Beberapa menit di awal mereka masih terlihat akrab, namun setelahnya mereka seperti bertengkar. Wanita itu pergi meninggalkan Guntur.  Dari kejauhan aku masih memperh

#112# RAINA'S RAIN (Part 8)

Gambar
“Bang Raihan, Raina duluan ya.” Aku pamitan dengan bang Raihan selepas latihan basket. Tak berapa lama kemudian Guntur menyusulku dari belakang. “Rai, buru-buru banget, kan sudah dibilang, aku mau ajak kamu ketemu seseorang.” Aku lupa. “Oiya maaf lupa, hehe, mau ketemu dimana? Siapa sih emang?” Tanyaku penasaran. “Dia sosok yang special Rai, nanti kamu juga tau.” Guntur lalu menggandeng tanganku dengan erat, sepertinya dia sangat bahagia akan bertemu dengan seseorang ini.  Akhirnya kami tiba di sebuah kafe. Sambil memesan minuman, aku dan Guntur menunggu sosok yang katanya Guntur special. Namun hingga 30 menit berlalu sosok yang ditunggu tak muncul juga. “Tur, kapan dia datang, aku harus segera pergi, karena aku dah ada janji dengan Yoan belajar bareng. Kalau harus menunggu lebih lama sepertinya aku gak bisa.” Aku menjelaskan keperluanku. Sepertinya lelaki itu kecewa dan sangat berharap aku bisa menunggu lebih lama lagi. Dia pun sibuk mencoba menghubungi lewat mobile phone, tapi s