#125# PASAR "TERAPUNG", AKHIRNYA SAYA KE SINI JUGA (Travelling ke Kalsel - Part 6)

Hei guys, masih ingin mendengarkan kisah perjalanan saya ke Kalsel? Nah, saatnya saya bercerita tentang pengalaman saya singgah di kota Banjarmasin dan berwisata ke Pasar Terapung. Pasti bukan hal yang asing ketika berbicara tentang salah satu pasar yang menjadi maskot kota Banjarmasin ini. Cek it out  ya.

Pasar Terapung, adalah salah satu obyek wisata di Banjarmasin. Sebuah pasar yang unik karena kegiatan jual belinya diadakan di atas perahu dan kapal. Perjalanan menuju ke pasar terapung membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai ke kota Banjarmasin dari penginapan kami di Banjarbaru. Kami berangkat sekitar pukul 4.30 dan sampai di kota Banjarmasin sekitar pukul 5.30. Setiba disana kami melakukan sholat subuh terlebih dahulu. Untuk menuju pusat jual belinya kami perlu menggunakan kapal karena pusat jual beli berada di tengah perkampungan (tepatnya di tengah sungai) desa Lok Baintan. Perjalanan kesana memakan waktu kira-kira hampir 20-30 menit. Bahkan saya sempat menikmati sunrise di atas kapal.

Pic : Di Atas Kapal

Pic : Di Atas Kapal menuju Pasar Terapung
Di sepanjang perjalanan, saya melihat rumah-rumah yang berdiri dipinggir sungai. Mungkin sungai sudah menjadi hal yang sangat penting bagi pergerakan ekonomi mereka. Akhirnya kami pun tiba di pusat pasar. Saya cukup takjub dengan kondisi disana. Banyak kapal-kapal kecil yang disebut jukung, terisi oleh beragam bahan yang akan dijadikan barang jualan. Ada buah-buahan, sayuran, ikan kering, dan makanan-makanan jadi. Agak speechless awalnya, dan menyadarkan diri saya bahwa ini semua nyata terjadi, hahaha.

Jiwa berpetualang saya mulai terpacu. Ketika melihat seorang ibu sedang berada dekat dengan posisi kapal yang kami tumpangi, saya meminta izin kepada beliau untuk menemani beliau berjualan. Beliau tidak berkeberatan. Akhirnya saya memberanikan diri masuk ke dalam Jukung (ini bukan kali pertama saya naik Jukung, dulu saat saya hendak berwisata ke Pulau Kumala di Tenggarong, saya juga naik Jukung untuk menuju kesana, namun agak lebih besar ukurannya dibandingkan yang saya naiki sekarang).  Ada sedikit rasa takut, tapi keinginan merasakan sensasinya lebih besar daripada rasa takut saya, heheh. “Pengendara” Jukung ini seorang wanita. Karena memang saya juga dari keluarga orang Banjar, saya tidak mengalami kesulitan komunikasi terhadap mereka. Saya mengajak berkenalan, dan beliau akhirnya saya panggil “Acil Sukariah’.

Pic : Acil Sukariah
“Acil Sukariah ini, mungkin sudah sangat terbiasanya mengendarai Jukung, sehingga saya pun larut dalam keasyikan kami berdua berjualan di sepanjang sungai. Bahkan kapal saya pun terpisah sangat jauh dari Jukung. Aah, biarlah, saya ingin menikmati menjadi penjual di atas Jukung, heheh. Daya Tarik objek wisata Pasar terapung ini, cukup menarik perhatian masyarakat khususnya wisatawan. Tidak hanya wisatawan dari dalam negeri, luar negeri pun tampak tertarik dengan hal tersebut. Seru sekali menemani Acil berjualan. Saat acil membuatkan pesanan teh dan kopi untuk pembeli, saya diminta untuk tetap mempertahankan keseimbangan kapal. Haha, bisa dibayangkan sendiri, bagaimana saya harus belajar mengayuh Jukung.

Harian tuh ulun jua dikawali ada tamu handak umpat bejualan, Alhamdulillah laris jualan ulun” Acil Sukariah sempat bercerita pada saya bahwa kapan waktu ada wisatawan yang juga seperti saya, ikut jualan bersamanya, dan Alhamdulillah laris jualannya. Hehe. Bahkan saya pun dikira para wisatawan adiknya si acil yang menemani berjualan, alhasil sempat jadi obyek foto mereka.

Pic : Berjualan di Atas Jukung
Pic : Suasana Pasar Terapung, Desa Lok Baintan
Acil Sukariah adalah sebagian dari masyarakat Desa Lok Baintan yang penghidupnnya terletak pada aktivitas jual beli di Pasar Terapung ini. Di Kalsel sendiri ada beberapa desa yang terdapat pasar terapungnya. Desa Siring, dan beberapa desa yang saya lupa namanya. Selesai menemani berjualan, akhirnya Acil sukariah membantu saya menemukan kapal saya yang tadi sempat terpisah. Setelah ketemu, saya pun berpamitan dan mengucapkan banyak terima kasih padanya karena telah memberikan saya pengalaman yang sangat menarik ini.

Nah, saya cukupkan dulu cerita jalan-jalan ke Pasar Terapung. Di part selanjutnya akan saya ceritakan tentang malam penutupan Rainy’s Day Festival, yang mana masih ada banyak hal menarik di dalamnya. Mau tahu, tetap pantengin blog ya.


#OneDayOnePost #YukNulis #Travelling #PesonaBorneo #PesonaIndonesia #Rainy’sDayFest

Komentar

  1. kayak gini nih, yg bikin ngiri. kpn sy bisa ke Banjarmasin ya?

    Tulisannya bikin penasaran...

    BalasHapus
    Balasan
    1. tahun depan insya allah ada acara pertemuan sastra lagi, tapi di Kotabaru, Kalsel. Nah hadir mas Dwi, ntar bisa mampir deh, heheh

      Hapus
  2. Aku dari dulu penasaran sama pasar terapung, ini diceritain bgini makin menjadi.. Aduuuuuuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi, agendain Rene, dalam list "tempat tujuan travelling mu" hihi

      Hapus
  3. Hmmm next time ajakin aku donk 😂😂😂😂

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL