#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL

“Mba Firaa, ayo bangun.!! Jam berapa lagi mau bangun coba.” Nyanyian Ayah setiap pagi seperti pertunjukan konser di lapangan. Aku hanya bisa menutup kedua telinga dengan guling dan membenamkan diriku di dalam selimut tebal. Tak berapa lama kemudian. Byuuuurrr. Kena telak!! Basah semua. Bisa dibayangkan sendiri, siraman air segayung mengguyur tubuh. Menggigil.

“Ayaah, kenapa Fira disiram lagi. Sprei kemarin saja belum kering karena ayah siram.” Wajahku jelek sekali pagi itu. Cemberut dan kalian mau tahu, ayah hanya tertawa dan senyum sumringah tampak jelas diwajahnya.

“Hehehe, makanya kalau ayah panggil dijawab, jangan justru menutup telingamu dengan bantal dan sembunyi dibalik selimut. Jadi basah kan, hihihi.” Ayah seolah menjadi pemenang. Seperti seseorang yang berhasil memenangkan permainan games milik Dodi.

Aku masih mendengar jelas tawa yang keluar dari mulutnya. Terbahak-bahak. Tak hanya tawa ayah, dibelakangnya menyusul tawa bunda dan Bang Dodi. Aaah, aku seperti jadi korban bully.

***

“Lagian kamu Fir, sudah sebesar ini masa iya dibangunin terus sih, hihi.” Ejekan selanjutnya dari Nanda. Sahabat ku sejak Sekolah Menengah Pertama. Dia heran dengan kebiasaanku yang sangat susah bangun pagi.

“Fira juga gak ngerti Nan, kenapa Fira susah banget bangun pagi. Padahal sudah banyak cara Fira coba. Pasang Alarm, taruh HP di sebelah telinga, tetap aja Fira susah bangun pagi.” Keluhku pada Nanda.

“Hmm, dah pernah nyoba cara yang satu ini belum. Minta dibangunin sama bantal.” Usul macam apa ini fikirku.

“Whatt?? Minta dibangunin sama bantal?? Emang Nanda kira tuh bantal ada punya mulut dan bisa gerak terus ngebangunin?? Aduh Nanda ngejek Fira nech??” Wajahku tambah kehilangan bentuknya. Bener-bener ya sampai Nanda sahabatku sendiri ikutan nge-bully. Nasib.

“Seriusan, Nanda gak bercanda Fira. Jadi dulu sama Mama, Nanda diajarin bangun pagi dengan cara yang kayak gitu. Mulanya Nanda juga gak percaya, trus Nanda buktiin, eh beneran Nanda selalu bangun sesuai dengan jam yang Nanda mau. Kadang lebih cepat, kadang juga lewat meski gak terlalu banyak lewatnya, hehe, coba dech dipraktekin.” Nanda sangat serius dengan ucapannya, dan aku masih bengong-bengong aja.

***

Sepanjang jalan aku masih belum bisa mencerna nasehat sahabatku ini. Masa iya sih, bantal tidur bisa ngebangunin orang yang lagi tidur. Si Nanda mah ada-ada aja.heheh. Selalu terngiang keheranan perkara bantal tidur yang bisa ngebangunin tadi. Tapi gak ada salahnya sih dicoba, dan aku bertekad malam ini akan mencobanya.

Matahari sudah berganti posisi. Rembulan sudah mengambil alih tugasnya. Jarum jam menunjukkan pukul 7 malam. Di meja makan, ayah membuka pembicaraan.

“Fira, pokoknya mulai besok ayah gak mau tahu, Fira harus bisa bangun sendiri. Jadi bisa ikut sholat subuh berjamaah sama kami. Masa iya tiap hari Fira sholat subuhnya sendirian sih. Awas ya kalau gak bangun sendiri ntar ayah siram lagi, heheh. Basah..basah.. seluruh kasur, heheh.” Ayah masih saja mencandaiku dengan berdendang sebuah lagu yang aku sangat ingat itu lagu dangdut kesukaan Bunda. Dan bisa ditebak, Bang Dodi dan bunda ikut tertawa di meja. Aku hanya diam saja.

Setiba di kamar, aku mulai mempraktekkan usulan Nanda. Saat membaringkan tubuh, aku menepuk sisi bantal dan bicara padanya. Bantal..bantal, bangunin Fira ya, jam 4 subuh, soalnya Ayah mau Fira bisa sholat subuh berjamaah. Jangan lupa ya, Terima kasih bantal. Sedikit merasa lucu dengan ritual baru ini, tapi gak apa lah, kali aja manjur. Dan terlelaplah aku.

***

Pagi ini aku berangkat sekolah dengan wajah yang sumringah. Sepanjang jalan menuju kelas, aku sangat terlihat bahagia sekali. Sampai-sampai pak satpam di sekolah menegurku. “Waah, mba Fira ini bahagia sekali hari ini, ada apa ??” Tanyanya kepengen tahu.

“Hihih, iya pak saya lagi senang banget pagi ini, tapi saya gak bisa cerita, heheh. Saya masuk kelas dulu pak.” Kutinggalkan pak satpam yang hanya senyum tipis di bibirnya. 

“Nandaaaa… hehehe, terima kasih banyak ya, jurusnya memang ampuh pisan. Nanda mau tahu gak, Fira hari ini bangun paling awal, Bunda dan Ayah kaget. Bang Dodi juga. Tapi Fira gak bakal mau kasih tahu aah alasannya. Yang jelas usul Nanda tokcer, hehe.” Aku memeluk sahabatku itu. Terkadang ada rasa tak percaya apa benar si bantal beneran ngebangunin? Aah tapi sudahlah yang penting hari ini Aku bebas dari siraman air dari Ayah, heheh. Bantaaal, makasih banyak ya dah ngebangunin Fira. (selesai)

#tantanganODOP1 #temaseharihari

Pic:blibli.com