Sampai
pada part 4 Perjalanan saya ke Banjarbaru . Biar gak penasaran langsung saja. Cek it out. Opening Rainy’s Day
Festival, digelar di sebuah taman air mancur “Taman Van Der Pijl” yang letaknya
di pusat kota Banjarbaru. Dikemas secara menarik dengan beragam pertunjukkan
yang dibawakan oleh beberapa peserta yang terdiri dari berbagai komunitas
kreatif di Banjarbaru. Pada
dasarnya festival ini juga tidak hanya dihadiri oleh kalangan penyair saja,
namun juga dihadiri oleh novelis, cerpenis, pengamat sastra, akademisi bahkan
sutradara film dari berbagai tempat di Nusantara.
|
Pic : Dokumentasi Rainy's Day (Bang Yulian Manan) |
|
Pic : Dokumentasi Rainy's Day (Bang Yulian Manan) |
|
Pic : Dokumentasi Rainy's Day (Bang Yulian Manan) |
Satu
hal yang sangat menarik perhatian saya. Pertunjukkan musikalisasi puisi oleh
seorang Tan Lioe Le, seorang penyair asal Bali. Dengan berbekal kepiawaiannya dalam
bermain musik, seorang Tan, memadukan syair puisi dan gestur tubuh dalam
performanya. Saya yang semula sempat mengantuk (efek dari kelelahan selama
perjalanan), menjadi cerah kembali karena melihat penampilannya yang cukup
attractive. Saya menyebutnya sebagai “sastrawan
nyentrik”, karena penampilannya pun, cukup nyentrik bagi saya. Packaging
dan style beliau saya rasakan seperti pemain film-film kungfu mandarin idola
saya, hehe. Saya pun tak melewatkan kesempatan untuk bisa mengambil gambar
dengannya tepat di hari terakhir. Sempat pula berdiskusi dengannya soal
bagaimana menampilkan musikalisasi puisi dengan baik. Ah, pelajaran yang sangat
berharga bagi saya.
|
Pic : Bersama Tan Lioe Le |
Tidak
pernah terbayangkan dalam benak saya sekalipun, bisa bertemu dengan seorang
Penggiat sastra senior dari Bandung. Beliau juga seorang Jurnalis senior dan
pendiri Majelis Sastra Bandung. Ahmad Sutrisna atau yang lebih akrab disapa
Matdon. Duduk bersebelahan di satu meja yang sama, beliau berbagi cerita
tentang aktivitas jurnalisnya dan Majelis Sastra Bandung yang dia dirikan. Gaya
bicaranya yang asli Bandung, sangat nyaman didengar (saya suka jika mendengar
urang Bandung bercerita, hehe).
|
Pic : Dokumentasi Rainy's Day (Bang Yulian Manan) |
Rangkaian
RDF, juga diisi dengan beragam kegiatan seminar sastra. Bisa menimba ilmu
langsung dengan para ahli, membuat saya merasa cukup special. Kalau dalam
Bahasa perstatistikan, disebut diferensial-1,
heheh. Langsung turunan pertama. Hehe, special bukan? Banyak tema-tema yang
menarik yang diangkat dalam seminar, seperti “Mencari Jalan Menelusuri Sejarah
Puisi Indonesia” yang dibawakan oleh Penyair Idola saya Bang Hasan Aspahani,
“Cerita Mutakhir Tentang Cerpen Kontemporer” yang dibawakan oleh seorang
penulis dari Bali, Bli (panggilan dari Bali) Putu Fajar Arcana, dan beberapa
tema lain yang tidak bisa saya ikuti dikarenakan mengikuti “Urun Rembuk”
penulis 9 Kota di Kalimantan (waktunya bersamaan).
|
Pic : Seminar Sastra |
Tujuan
dari pertemuan “Urun Rembuk” penulis 9 kota di Kalimantan adalah untuk
membentuk sebuah Forum Komunikasi dan Silaturahmi Sastrawan di Wilayah
Kalimantan. Diskusi yang dihadiri penulis-penulis dari 9 kota (namun perwakilan
hanya dihadiri 6 kota) dan akhirnya telah berhasil mendapatkan ketua Forum,
yakni Budi Kurniawan, seorang jurnalis yang juga penggiat sastra asal
Banjarbaru. Diharapkan ke depan, Forum Komunikasi dan Silaturahmi Sastrawan ini
bisa menjadi sebuah wadah untuk mengembangkan sastra daerah khusunya di
regional Kalimantan.
Nah,
sekian dulu ceritanya, tapi ini belum selesai. Masih banyak kisah-kisah menarik
saya selama di Kalimantan Selatan. Tetap pantengin terus ini blog ya. Sampai
jumpa di part selanjutnya.
#OneDayOnePost
#YukNulis #Travelling #PesonaBorneo #PesonaIndonesia #Rainy’sDayFest
weeeeh keren bgt, jd pengen kesana..
BalasHapusDitunggu part selanjutnya yes ^_^
Besok ya kang.. hehhee
BalasHapus