#123# MEET WITH THEM (Travelling ke Kalsel - Part 4)

Sampai pada part 4 Perjalanan saya ke Banjarbaru . Biar gak penasaran langsung saja. Cek it out. Opening Rainy’s Day Festival, digelar di sebuah taman air mancur “Taman Van Der Pijl” yang letaknya di pusat kota Banjarbaru. Dikemas secara menarik dengan beragam pertunjukkan yang dibawakan oleh beberapa peserta yang terdiri dari berbagai komunitas kreatif di Banjarbaru. Pada dasarnya festival ini juga tidak hanya dihadiri oleh kalangan penyair saja, namun juga dihadiri oleh novelis, cerpenis, pengamat sastra, akademisi bahkan sutradara film dari berbagai tempat di Nusantara.


Pic : Dokumentasi Rainy's Day (Bang Yulian Manan)

Pic : Dokumentasi Rainy's Day (Bang Yulian Manan)

Pic : Dokumentasi Rainy's Day (Bang Yulian Manan)
Satu hal yang sangat menarik perhatian saya. Pertunjukkan musikalisasi puisi oleh seorang Tan Lioe Le, seorang penyair asal Bali. Dengan berbekal kepiawaiannya dalam bermain musik, seorang Tan, memadukan syair puisi dan gestur tubuh dalam performanya. Saya yang semula sempat mengantuk (efek dari kelelahan selama perjalanan), menjadi cerah kembali karena melihat penampilannya yang cukup attractive. Saya menyebutnya sebagai “sastrawan nyentrik”, karena penampilannya pun, cukup nyentrik bagi saya. Packaging dan style beliau saya rasakan seperti pemain film-film kungfu mandarin idola saya, hehe. Saya pun tak melewatkan kesempatan untuk bisa mengambil gambar dengannya tepat di hari terakhir. Sempat pula berdiskusi dengannya soal bagaimana menampilkan musikalisasi puisi dengan baik. Ah, pelajaran yang sangat berharga bagi saya.


Pic : Bersama Tan Lioe Le
Tidak pernah terbayangkan dalam benak saya sekalipun, bisa bertemu dengan seorang Penggiat sastra senior dari Bandung. Beliau juga seorang Jurnalis senior dan pendiri Majelis Sastra Bandung. Ahmad Sutrisna atau yang lebih akrab disapa Matdon. Duduk bersebelahan di satu meja yang sama, beliau berbagi cerita tentang aktivitas jurnalisnya dan Majelis Sastra Bandung yang dia dirikan. Gaya bicaranya yang asli Bandung, sangat nyaman didengar (saya suka jika mendengar urang Bandung bercerita, hehe).

Pic : Dokumentasi Rainy's Day (Bang Yulian Manan)
Rangkaian RDF, juga diisi dengan beragam kegiatan seminar sastra. Bisa menimba ilmu langsung dengan para ahli, membuat saya merasa cukup special. Kalau dalam Bahasa perstatistikan, disebut diferensial-1, heheh. Langsung turunan pertama. Hehe, special bukan? Banyak tema-tema yang menarik yang diangkat dalam seminar, seperti “Mencari Jalan Menelusuri Sejarah Puisi Indonesia” yang dibawakan oleh Penyair Idola saya Bang Hasan Aspahani, “Cerita Mutakhir Tentang Cerpen Kontemporer” yang dibawakan oleh seorang penulis dari Bali, Bli (panggilan dari Bali) Putu Fajar Arcana, dan beberapa tema lain yang tidak bisa saya ikuti dikarenakan mengikuti “Urun Rembuk” penulis 9 Kota di Kalimantan (waktunya bersamaan). 

Pic : Seminar Sastra
Tujuan dari pertemuan “Urun Rembuk” penulis 9 kota di Kalimantan adalah untuk membentuk sebuah Forum Komunikasi dan Silaturahmi Sastrawan di Wilayah Kalimantan. Diskusi yang dihadiri penulis-penulis dari 9 kota (namun perwakilan hanya dihadiri 6 kota) dan akhirnya telah berhasil mendapatkan ketua Forum, yakni Budi Kurniawan, seorang jurnalis yang juga penggiat sastra asal Banjarbaru. Diharapkan ke depan, Forum Komunikasi dan Silaturahmi Sastrawan ini bisa menjadi sebuah wadah untuk mengembangkan sastra daerah khusunya di regional Kalimantan.

Nah, sekian dulu ceritanya, tapi ini belum selesai. Masih banyak kisah-kisah menarik saya selama di Kalimantan Selatan. Tetap pantengin terus ini blog ya. Sampai jumpa di part selanjutnya.

#OneDayOnePost #YukNulis #Travelling #PesonaBorneo #PesonaIndonesia #Rainy’sDayFest

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL