#108# RAINA'S RAIN (Part 4)

Hari Minggu adalah hari yang menyenangkan untuk berdiam diri di rumah. Sejak pagi, aku sudah disibukkan dengan kegiatan rutin. Mencuci pakaian, memasak, dan membersihkan rumah. 

Karena dihari biasa, gak semua pekerjaan bisa aku kerjakan. Mama yang kesana kemari bekerja dengan giat melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Beliau memang sosok wanita hebat. Berpendidikan tinggi namun memilih untuk membaktikan dirinya di rumah. Ups, tapi mama bukan wanita pengangguran dan gak produktif, mama juga menjalankan bisnis dari dalam rumah. Hobinya membuat kue-kue, memberikan dia inspirasi berjualan online. Dan hasilnya, hmm bisa menambah uang saku tiap bulan untukku dan Bang Raihan, hehe. 

Ping. Notifikasi dari aplikasi smartphone berbunyi. Tampaknya ada yang sedang ingin ngobrol denganku. Karena masih seru dengan film yang sedang ku tonton, aku tidak menggubrisnya. Hingga akhirnya beberapa kali notif itu berbunyi lagi. 

Guntur? Ada apa ya dia BBM aku, rasanya hari ini gak ada janji sama sekali dengannya. 

Guntur, sorry baru balas lg seru nonton film, heheh :D, ada apa?

Hmm, lg dmn? Aku boleh maen ke rumah?

Aq lg d rumah skrg, tapi Bang Raihan gak ada, sejak pagi ada janji katanya mau pergi sama temannya, gak tau kemana.

Tp km kan g kemana-mana, boleh gak aq dtg ke rumahmu?

Hmm, boleh aja sih, y udh kesini aja ntar habis ashar, ok

Siip… :D

Si “Hamish Daud” mau main ke rumah. Gak apa-apa lah, mungkin pengen ketemu sama mama dan papa kali. Aku kembali serius menonton televisi. Tanpa sadar aku tertidur. Mungkin karena aktivitas seharian yang memang membuat lelah.

Suara adzan di masjid dekat rumah, sudah terdengar. Karena aku tipe orang yang termasuk tidak cukup sulit terbangun dari tidur, hingga sedikit suara bisa saja menyadarkanku kembali. Segera aku bangkit dan melaksanakan sholat ashar. Setelah itu keluar kamar dan tidak menemui satu orangpun di rumah.

“Lho mama dan papa kemana ya, kok sepi aja di rumah ini.” Aku mencari dan memanggil mereka berdua. Namun taka da sahutan. Aku kembali ke kamar dan memeriksa handphone, barangkali ada pesan yang masuk saat aku tertidur tadi.

Dugaanku benar, papa dan mama meninggalkan pesan via whatssapp, dan mengatakan bahwa sekarang mereka sedang ke rumah nenek, katanya mau silaturahim dan persiapan untuk acara pernikahan sepupu. Yah, jadi ceritanya aku ditinggal sendiri.

“Assalamualaikum,” suara ketukan pintu terdengar dari luar, aku bersegera membuka dan terkejut dengan siapa yang datang.

“Waalaikumsalam, Guntur??, mau cari siapa? Bang Raihan keluar rumah sejak pagi tadi, mama dan papa juga sedang pergi ke rumah keluarga.” Ujarku menjelaskan padanya. Aku mempersilakan dia masuk. 

“Aku gak cari mereka, aku sebenarnya ingin bertemu kamu, kan tadi dah aku bilang di BBM kalau aku nanti mau mampir ke rumah.” Jelasnya. Aku mencoba mengingat dan memeriksa kembali pesan di BBM, dan ternyata emang bener. 

“Oiya, hehee, aku lupa. Ya udah sekarang mau minum apa, ntar aku buatin.” Aku menawarkan padanya minuman, terserah adalah yang dia pilih. Bergegas aku ke belakang dan menyiapkan segelas jeruk ditambah sedikit es batu, pas banget diminum di saat cuaca yang masih terasa teriknya. Biasanya jika hari dari pagi berasa panas, lihat saja malam hari akan turun hujan. 

“Silakan Tur diminum,” aku mempersilakannya minum. Kali ini, keheningan yang biasa tercipta diantara kami tidak terjadi. Tampaknya Guntur sudah faham harus berlaku apa. 

“Jadi gimana dengan belajar kelompok yang batal kemarin Rai, dah diganti waktunya?”

“Belum sih, mungkin besok Tur, kebetulan aku juga gak ada mata kuliah, Cuma sampai jam 11, dan kita juga gak ada latihan kan, makanya insya allah akan diganti hari itu. Kami terdiam kembali. Hingga akhirnya Guntur mengatakan sesuatu yang membuat aku cukup terkejut.

“Rai, kamu mau gak temani aku jalan sore ini. Aku mau mengajakmu ke suatu tempat.” Dia menatap. Tatapan yang lembut itu menerobos masuk ke dalam hatiku. Ampuun, kenapa jantungku berdetak sangat kencang seperti ini. Aku hanya bisa memalingkan tatapan ku padanya. Memainkan bantal kursi dan seolah cuek bertanya padanya.

“Mau kemana? Dan ada perlu apa?” tanyaku balik. Sejenak dia seperti ragu mengungkapkan jawaban, 

“Ke suatu tempat, nanti juga kamu akan tahu.” Ada yang berdesir dalam hatiku, saat ia melepaskan senyum nya ke arahku. Lagi dan lagi, aku gak bisa menahan perasaan ini kepadanya. Rasa yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Baiklah kita pergi.

Aku segera bersiap untuk mengganti pakaian. Celana jeans hitam dengan atasan kaus dan jaket NOAH menjadi pilihan style kali ini. Oiya, aku adalah seseorang yang gemar bermusik. Aku juga mengoleksi banyak kaset dan CD Grup Band papan atas ini. Seketika Guntur terkejut melihat penampilanku. 

“Wuiih, ada sahabat NOAH nih, kamu penggemar band NOAH Rai, waah sama dong.” Ternyata Guntur juga memliliki kesamaan hobi denganku. 


Tu, wa, ga, pat, ma, yess siap-siap ke part 5
#TantanganCerbungOdop4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL