#106# RAINA'S RAIN (Part 2)


“Bang, tadi Raina kesal banget dengan teman abang diagenda oprec tim basket tadi siang. Masa gara-gara gak dengar dia panggil nama aja dah sinis banget sama Raina, padahal itu juga karena lagi nyariin Bang Raihan.” Kesal juga kalau ingat kejadian tadi siang. Akhirnya bang Raihan jadi tempat curhatku. 

“Oh namanya Guntur, dia ketua tim basket Satria Muda sekarang Rai, gantikan abang. Dulu dia teman abang waktu SMA. Masa kamu gak ingat Rai, Guntur anaknya Om Guruh, temannya papa?” celetuk bang Raihan. Hmm, pantas saja rasanya sih wajahnya gak asing, ternyata memang pernah bertemu. 

Hari pengumuman telah tiba, kata bang Raihan namaku masuk dalam daftar peserta yang lolos. Senangnya aku mendengar berita itu. Dan artinya selamat datang kembali didunia perbasketan. Yess.

“Oh, jadi  nama kamu Raina, mantan pemain terbaik Basket putri di SMA Candra Kartika? pantes aja jago, lah juara basket. Berarti kamu satu alumni sama Raihan Prayogi, Mantan Ketua team Basket Satria Muda. Dia juga alumni sana tuh.” Sapaan ramah kudapati dari lelaki jutek yang sempat beberapa waktu lalu aku sematkan kepadanya. Tumben banget. 

“Iya saya Raina, adiknya Bang Raihan Prayogi. Hmm, kamu Guntur anaknya Om Guruh yang kerja di Perusahaan Ekspor Impor itu bukan?” Tanyaku memastikan. Sempat kulihat wajah tampak bingung. Mungkin dia berfikir tahu dari mana soal ayahnya. 

Bingung sih boleh aja, tapi gak gitu juga kali. Aku kikuk. Lelaki tampan di depanku ini, tiba-tiba memperhatikan wajahku dengan seksama. Sesekali dia mengernyitkan keningnya, seolah berupaya keras mengingat sesuatu yang mungkin tampak telah terlupa. 

“Hmm, seriusan kamu adiknya Raihan?” Si “Hamish Daud” semakin penasaran. Dan OMG, tiba-tiba saja dia memelukku. Dan bodohnya aku diam tak mengelak. Setelah beberapa saat aku tersadar dan melepaskan diri dari pelukan lelaki itu. Dia juga terkejut dan meminta maaf.

“Ups sorry Rai, aku kaget mendengarnya. Aku gak nyangka aja kalau ternyata kamu Raina yang dulu sering nangis kalau gak dibelikan es Cream tiap Raihan pulang sekolah. Raihan tuh sayang banget sama kamu, tiap pulang sekolah dia selalu ngajak aku mampir di toko depan komplek rumah kita dulu. Katanya harus bawa es Cream kesukaanmu. Meskipun dia gak punya uang, sampai pinjem sama aku, Hahaha.” Ujarnya menceritakan kenangan bertahun-tahun yang lalu. Aku malu, kenapa juga bang Raihan cerita ke Guntur soal itu. Aah, sudahlah yang pasti aku tahu kalau abang satu-satunya yang kumiliki ini, memang the best brother in the world.

“Hehe, sebenarnya aku juga baru tahu sih, saat bang Raihan cerita.” Jelasku padanya.

***

Entah kenapa jantung ini berdetak sangat kencang. Seolah ada sesuatu yang memacunya. Mungkin aku masih merasa syok karena tiba-tiba dipeluk seseorang lelaki. Sebenarnya aku tidak seperti itu. Tapi gak tahu kenapa saat tubuh jangkung itu memelukku, rasanya tak mampu menolaknya. Rasa damai dan nyaman sempat kurasakan beberapa detik. Ampuni Raina Ya Allah, harusnya hal itu tidak terjadi. Tapi ya sudahlah, mungkin ini dikarenakan Guntur sudah seperti keluarga bagi kami. Jadi dia sangat senang ketika mengetahui bahwa Aku adalah Raina yang sudah lama ia kenal.

Ayahnya Guntur, Om Guruh adalah teman kerja papa, Ibunya adalah sahabat mama, dia sendiri satu kelas dengan bang Raihan saat sekolah. Biasanya setiap pulang sekolah, dia akan mampir kerumah untuk belajar  bersama. Maklumlah, abang ku ini adalah salah satu siswa berprestasi di SMA Candra Kartika. Guntur adalah sahabat dekatnya. Aku juga sempat heran, kenapa sejak dia ketemu lagi dengan Bang Raihan, gak ada sama sekali main ke rumah. Bang Raihan juga gak ada cerita soal Guntur dan keluarganya pada kami.

“Oh, jadi kamu sudah ketemu sama Guntur Rai, terus gimana pendapat kamu soal dia sekarang?” Tanya Bang Raihan padaku saat kami terlibat obrolan jelang makan malam. Papa juga bertanya hal yang sama dengan Bang Raihan, kenapa selama ini gak pernah cerita soal Guntur dan keluarganya. 

“Sebenarnya bukan Raihan gak mau cerita sama papa, tapi Raihan juga bingung pa, waktu Raihan Tanya sama Guntur perihal keluarganya, dianya diam saja. Raihan dah kenal siapa Guntur pa, dia tipe orang yang gak akan suka jika ada orang lain yang memaksa dia untuk bercerita sesuatu yang gak pengen dia ceritakan. Raihan juga gak tahu sih pa, cuma Raihan rasa mungkin seseorang yang pas untuk bertanya adalah papa atau mama saja. Entar deh lain kali Raihan ajak dia maen kerumah kita.” 

Seperti ada yang aneh lewat penjelasan Bang Raihan soal keluarga Guntur. Kami ini kan bukan orang lain bagi mereka, tapi kenapa dia jadi tertutup terhadap Bang Raihan. Entahlah, suatu saat akan aku cari tahu sendiri. Sejatinya sifat dasar seorang anak manusia adalah tidak bisa hidup sendiri. Dia akan selalu mencari orang lain untuk menjadi kawan bercerita. Mungkin Guntur akan perlu itu. 


Ditunggu part 3 nya yaa... Hihi 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL