SAPARDI DAN PUISI


Bagi para penikmat puisi, barangkali tidaklah asing dengan nama  yang satu ini. Sapardi Djoko Damono atau yang lebih dikenal dengan SDD, adalah salah satu penyair yang besar karena karya-karyanya yang memang luar biasa. Bagi saya pribadi, memang baru saja tertarik dan memiliki keingintahuan lebih terhadapnya, yakni ketika mulai bergelut di dunia sastra. Sapardian, begitu julukan orang-orang yang mengidolakan beliau. Pengetahuan saya akan beberapa nama penyair semakin berkembang dan bertambah banyak, saat saya banyak bergaul dengan kawan-kawan yang juga mencintai dunia “perpuisian”. Melihat dan mengenal mereka dengan beragam gaya berpuisi, menjadi referensi saya dalam mempelajari puisi-puisi dan para penyairnya, salah satunya Sapardi Djoko Damono.

Karya apik beliau yang pertama kali membuat saya jatuh cinta adalah sebuah puisi dengan judul “Aku Ingin”. Waktu itu disajikan dalam kemasan “sebuah lagu” yang dibawakan oleh dua orang penyanyi “Reda dan Ari Malibu”. Suara Reda yang tinggi melengking, namun penuh dengan kelembutan, membuat saya menjadi penasaran, “siapa pemilik syair lagu yang renyah dan manis ini?”, ditambah kepiawaian seorang Ari Malibu dalam memainkan alat musik gitar semakin menambah keindahan lagu ini.
Karena penasaran dengan satu puisi ini, saya kembali browsing karya-karya beliau. Kembali saya menemukan satu puisi yang “lagi-lagi” disajikan dalam keindahan lewat sebuah lagu. Puisi yang berjudul Hujan Bulan Juni ini, sangat indah sekali ketika saya nikmati lagunya. Dan sejatinya masih banyak karya Sapardi yang lain, yang diapresiasi dalam berbagai jenis bentuk karya musik.

Sapardi Djoko Damono, layak disebut sebagai penyair yang penuh talenta dan berinovasi, karena dari karyanya, berhasil menciptakan dan “merangsang” orang lain untuk berkarya dengan berpijak pada karya beliau. Beliau juga seorang yang religious, karena di banyak karya-karya beliau, sangat erat sekali menggambarkan tentang hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Seperti pada puisi “Dalam Doa ku” (lagi-lagi saya mengenal puisi ini, lewat sebuah musik puisi), sangat dalam sekali menceritakan tentang ketidakberdayaan seorang anak manusia yang diwujudkan dalam sebuah doa. Dan saya yakin, masih banyak karya beliau yang dikemas dalam sebuah lagu, dan pasti sangat indah.


Demikianlah seorang penyair, dengan kemampuannya merangkai kata menjadi kalimat indah, terkadang mampu menembus jiwa kita dan rasa itu tersampaikan. 


Pic : Ayu Collection

PADA SUATU HARI NANTI

Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri.

Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi diantara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati

Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya ku cari

Sapardi Djoko Damono, 1991

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL