BERAPA HARGA IMAN MU?
di
dalam hati manusia
Yang
meyakini Allah,
Maha
Esa, Maha Kuasa
Syair diatas adalah penggalan dari sebuah
lagu nasyid yang sangat terkenal dan dibawakan oleh grup Nasyid asal Malaysia
(salah satu grup nasyid favorit saya) RAIHAN. Iman adalah sesuatu yang
sangat berharga dalam hidup kita. Berbicara tentang Iman, adalah bicara tentang
keyakinan. Secara bahasa iman artinya membenarkan. Secara istilah, iman artinya
membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan
perbuatan. Sebagai sebuah pondasi dalam hidup, Iman menempati posisi penting setara
dengan islam dan ihsan. Iman bukan sesuatu yang diserupakan dengan warisan
seperti ungkapan yang sempat menjadi viral ditulis oleh seorang anak perempuan
yang bernama Afi Nihaya beberapa waktu yang lalu. Iman adalah anugerah besar
dari Allah SWT hanya kepada hamba-hamba yang diingini Nya.
Ada sebuah kejadian yang saya dapati dalam
beberapa waktu ini. Saya memiliki seorang kawan, yang dahulunya saya ketahui
dia adalah seorang muslim. Suatu waktu saya mendengar kabar bahwa dia telah
meninggal dunia. Sebagai seorang muslim, tentu ketika mendengar ada sebuah
musibah yang menimpa saudara kita, dianjurkan untuk berucap istirja (Inna
lillahi wa innailaihi roji’un – sesungguhnya semua milik Allah dan sesungguhnya
akan kembali pada Allah). Tiba-tiba seorang kawan menyela kata-kata saya.
“Kenapa berucap seperti itu? Kan dia non
muslim?” Ujar kawan saya itu.
“Masa iya, memangnya dia sudah tidak muslim
lagi?” Rasa tidak percaya masih menggelayuti fikiran saya. “Ah meskipun dia
tidak muslim lagi, tetap saja setiap makhluk di muka bumi ini adalah milik
Allah, dan segalanya akan kembali kepada Nya, terlepas dia kembali kepada Allah
dalam iman atau kafir, biarlah Allah yang memutuskan.
Setelah itu saya dan kawan-kawan
berkunjung ke rumah duka, dan memang sesuatu yang mengagetkan diri saya telah
terjadi. Di luar rumah saya melihat para pelayat sudah ada untuk melayat
beliau. Begitu sampai di dalam rumah, saya terkejut karena di atas kepala
jenazah saya melihat 2 buah lilin dan ada sebuah simbol agama tertentu. Dari
berbagai keterangan yang saya dapatkan, memang semua menunjukkan kalau jenazah
telah berpindah agama. Wallahu’alam.
Saya tertegun dalam. Bertanya-tanya dalam
hati saya. Bagaimana kelak ketika saya ada dalam posisi seperti dia, apakah
saya bisa menutup usia dengan iman ataukah dengan kekafiran.
Kawan-kawan, sungguh benar apa yang
dinyanyikan oleh Raihan dalam sebuah lagu karya mereka bahwa iman adalah
mutiara. Sesuatu yang mahal harganya. Bagaimana kita bisa sekuat tenaga menjaga
agar tidak kehilangannya. Berapa harga yang akan kita bayar untuk menjaga agar
tetap ada dalam hati kita?? Tidak akan pernah bisa jika Allah SWT tak
menginginkan kita memilikinya.
Adakah sama?? Yang bermata dan yang bertelinga
Antara dua jiwa, yang satu mengenggam iman,
yang satu menggenggam
bara neraka???
Komentar
Posting Komentar