#171# HIDUP VS MATI

Sumber : Kompasiana.com


Wherever you are, death will find you, even in the looming tower. – (Q.S An-Nisa’: 78)

Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan Nenek dari ibu saya (saya memanggil beliau dengan sebutan “nenek datuk”). Beliau secara tiba-tiba mampir ke rumah. Katanya baru datang dari menjenguk saudara nya. Kami sangat senang sekali dengan kedatangan beliau, bahkan beliau pun menyempatkan makan di rumah kami. “Wah, nenek datuk panjang umur makan di rumah kami”.  Kata-kata yang keluar dari mulut saya ditanggapi dengan sangat senang oleh beliau. Beliau terlihat lahap sekali dan kami pun sangat senang menyaksikan peristiwa itu. Setelah mengobrol panjang lebar, beliau pun berpamitan kepada kami. Satu keunikan dari nenek datuk ini adalah beliau setiap bertemu dengan saya dan saudara-saudara saya yang lain, selalu saja mengeluarkan kata-kata pujian penuh doa.

Seperti contoh, jika bertemu dengan saya, beliau akan selalu berkata “Cucuku cantik, cucuku beriman, mudahan banyak rezeki.” Hampir tak pernah saya tidak mendengar kata-kata semacam itu jika saya atau saudara-saudara saya yang lain bertemu beliau. Satu nilai yang kami petik adalah beliau selalu berupaya membuat kami merasa menjadi seseorang yang berarti baginya.

Namun sejak hari ini, saya tidak akan pernah lagi mendengar kata-kata tersebut keluar dari mulutnya. Allah telah mengambil kembali janji Nya. Nenek datuk saya meninggal dunia dalam kesendirian. Yang membuat kami terkejut adalah kondisi beliau sebelumnya yang terlihat biasa-biasa saja. Konon katanya jika seseorang mau meninggal dunia, hari-hari mendekati waktunya akan meninggalkan semacam tanda-tanda. Wallahu’alam, mungkin saja itu benar, namun kami tak pernah menyadari tanda-tanda itu. Namun setelah beliau tiada, tergambar jelaslah memori di kepala kami akan kejadian beberapa hari belakangan sebelum kepergian.

Nenek datuk berkata ingin bertemu dengan keluarga-keluarganya yang sudah lama tidak bertemu. Dan itu benar-benar dilakukan olehnya. Melihat jasadnya yang terbujur kaku, persis seperti orang yang sedang tidur. Wajah beliau tampak sangat bersih. Begitulah Allah maha Adil terhadap Hamba Nya. Beliau tak memiliki anak kandung, suami beliau pun sudah lama meninggal dunia. Hanya kami keluarga jauh dan orang-orang yang pernah menjadi murid mengajinya (beliau adalah seorang guru mengaji), yang biasanya berinteraksi meski sangat jarang. Beliau meninggal tanpa merepotkan orang lain. Tidak didampingi siapapun, meninggal dalam keadaan tidur.

Kita tak pernah mengetahui bagaimana kita mengakhiri kehidupan kita. Ketika masanya telah tiba, siapapun tidak ada yang bisa menolak. Jiwa-jiwa kita adalah milik Nya. Semoga saja sekecil apapun peristiwa yang terjadi dalam hidup kita bisa menjadi pelajaran untuk kita amalkan dalam kehidupan. Teruntuk Nenek Datuk, semoga amal ibadahmu mendapatkan nilai di sisi Allah, SWT.

To Allah we belong, and truly, to Him we shall return. – (Q.S Al-Baqarah: 156)

#ODOP7 #KelasNonFiksi

Komentar

  1. Aku pun jadi teringat alm adikku yang meninggal di tahun 2017. Semoga Allah melimpahi kita semua syafaat. Aamiin

    BalasHapus
  2. Kok sedih ya. Ya saya pun dulu pernah merasakan tanda-tanda nenek akan berpulang. ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. kita baru akan menyadari tanda2 itu kalo udah kejadian ya kan, hikss

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL