#163# RASULULLAH IDOLA KU
Sudah beberapa
hari ini, Tiara terlihat murung. Bahkan setiap ditawarkan makan siang oleh
bundanya sepulang sekolah, selalu ditolak dengan alasan sudah kenyang. Begitu
pula saat diajak ngobrol dengan ayahnya sore ini.
“Ntar malam kita
jalan-jalan kemana ya enaknya? Coba bunda, kasih usulan yuk, biar ntar malam
kita bisa pergi keluar.” Ujar ayah saat santai di teras rumah sore ini.
“Hmm, Bunda sih
gak ada ide ayah, coba Tiara mungkin ada ide?” Bunda mengalihkan pandangan ke arah
anak perempuan satu-satunya itu. Namun karena tidak mendapatkan respon,
akhirnya bunda kembali memanggil nama Tiara dengan nada yang sedikit terdengar
lebih keras.
“Eh iya bunda,
ada apa?” Tiara tersadar sesaat.
“Tiara kenapa,
bunda perhatikan sejak beberapa hari ini, Tiara beda dari biasanya. Ada apa
sayang, cerita dong sama ayah dan bunda?” Bunda mencoba mencari tahu
kegelisahan anaknya.
“Iya sih bunda,
Tiara cuma bingung bunda. Beberapa waktu yang lalu Ustadzah Salmah pernah
menceritakan kisah nabi dan rasul serta para sahabat nabi. Tapi sewaktu
bercerita tentang Nabi Muhammad, ustadzah Salmah sampai menangis menitikkan air
mata bunda.” Tiara menjelaskan kepada ayah dan bundanya. Padahal itu kan cuma cerita
bun, kenapa ustadzah Salmah bisa sampai menangis ya bun?” Tiara masih
penasaran.
“Emang cerita
yang buat ustadzah Salmah menangis itu seperti apa?” Tanya bunda kepada Tiara.
Ayah yang sedari tadi di samping bunda, juga turut mendengarkan cerita anak
perempuannya itu dengan seksama.
“Jadi ustadzah
Salmah bilang di saat Rasullullah hendak wafat, beliau menyebut kata ummati..
ummati .. ummati, sebanyak 3 kali bun. Setelah itu ustadah Salmah menangis.”
Jelas Tiara.
“Oh begitu.
Ustadzah Salmah pasti sangat terharu. Rasulullah memang di akhir kehidupannya
pernah berucap seperti itu Tiara. Rasulullah menyebut ummati yang artinya
umatku. Itu bentuk kasih sayang Rasul kepada umatnya. Beliau di akhir hayat
masih memperhatikan ummatnya. Bahkan diriwayatkan Rasulullah merasakan sakit
yang begitu dahsyat saat ajal mau dicabut, namun beliau meminta agar kesakitan
itu tidak dirasakan oleh ummatnya. Itulah yang membuat ustadzah Salmah menangis
Tiara.” Bunda menjelaskan kepada Tiara juga berderai air mata.
“Tiara sudah
faham kan mengapa ustadzah Salmah menangis? Nah mulai sekarang Tiara juga sudah
tahu begitu sayangnya Rasulullah kepada kita. Maka hendaknya kita juga
mencintai beliau.” Ayah menutup pembicaraan itu. Tiara sudah sangat faham.
“Mulai
sekarang Tiara juga akan mencintai Rasulullah bunda. Ayo kita jalan ke mall aja
ya bun mala mini, dan mampir ke took buku. Tiara mau beli buku tentang biografi
rasulullah. Ok ya bun, Tiara siap-siap dulu.” Tiara beranjak ke kamar. Terdengar
senandung sholawat mengiringi kepergiannya. Muhammad
ku, Muhammad ku, dengarlah seruan ku, aku rindu aku rindu, padamu Muhammad ku.
#RWC #Day10 #ODOP
Komentar
Posting Komentar