#184# BELAJAR BAHASA INGGRIS di "ENGLISH WRITING CLASS"


https://fluencycorp.com/the-hardest-things-about-learning-english-as-a-second-language/
Bahasa Inggris menjadi salah satu hal yang penting di era sekarang. Betapa tidak, segala hal di sekitar kita, adalah sudah lumrah menggunakan Bahasa Inggris. Produk-produk yang dijual di pasaran, petunjuk-petunjuk jalan dan beragam informasi sekarang hampir semua menggunakan Bahasa Inggris. Inilah kemudian menjadi tantangan besar buat kita untuk bisa mengikuti perkembangan yang memang terjadi sangat cepat ini. Karena dengan memiliki kemampuan dalam berbahasa Inggris, akan menjadikan kita memiliki nilai tambah dibanding personal lain.

Seiring pesatnya kemajuan teknologi dan telekomunikasi di negeri ini, metode-metode dalam mendukung pembelajaran Bahasa Inggris juga semakin bertambah. Yang dulunya pembelajaran Bahasa Inggris hanya di dapat melalui pembelajaran tatap muka, namun sekarang pembelajaran Bahasa Inggris dapat dilakukan dengan media online.

Seperti tulisan saya sebelumnya tentang pengalaman saya belajar Bahasa Inggris di beberapa media pembelajaran, saya ingin lebih fokus bercerita tentang proses belajar mengajarnya. Cek it out yaa..

ENGLISH WRITING CLASS (EWC)
Sebuah komunitas belajar Bahasa Inggris yang fokus kepada pembelajaran menulis artikel dalam Bahasa Inggris. Komunitas ini memang berbayar, namun hasil yang kita dapatkan tentulah tak sebanding dengan apa yang kita keluarkan. Pertama kali mengenalnya lewat media sosial “facebook”. Di posting oleh seorang kawan lalu kemudian tertarik karena berfokus pada “Kemampuan Menulis Artikel dalam Bahasa Inggris”. Dunia tulis menulis memang bukan hal yang asing bagi saya pribadi. Kebiasaan menulis cerpen, puisi, dan beberapa artikel sudah menjadi keseharian saya. Saya juga mengelola sebuah blog pribadi. Begitu mengetahui ada pembelajaran tentang menulis artikel dalam Bahasa Inggris inilah yang membuat saya memutuskan untuk ikut belajar bersama.

Profil dari salah satu mentornya pun, sudah saya ketahui dengan sangat baik. Miss Nina Kirana adalah salah satu mentor dari EWC. Saya mengenalnya lagi-lagi lewat media sosial, meski hanya sesekali berinteraksi (dampak positif dari media sosial, kita bisa mendapatkan banyak kawan dan relasi dari berbagai bidang, hehe). Beliau menguasai beberapa bahasa asing dan juga menjadi pengajar dan penterjemah. Begitu mengetahui akan diajar langsung oleh beliau, wah tentu saya merasa sangat senang.

Mentor saya di EWC yang kedua adalah Miss Tinneke Indrawati. Beliau adalah seorang guru Bahasa Inggris di salah satu sekolah di Kota Semarang. Selama mendapat pembelajaran dari beliau pun, saya merasa sangat terbantu karena beliau orang yang sangat sabar dan menyemangati muridnya, hehehe.

Proses belajar mengajar di EWC diadakan selama 1 bulan Full. Mulai dari menerima materi, penyelesaian tugas-tugas, dan pembahasan. Materi-materi yang diberikan mencakup pengetahuan dasar Bahasa Inggris, seperti Tenses, Grammar, dan lain-lain. Jadi jangan takut jika kita sudah lama tidak berhubungan dengan pembelajaran Bahasa Inggris (sudah lama tidak mengenyam bangku sekolah), karena pengetahuan kita akan di refresh kembali oleh mereka berdua.

Jangan khawatir soal waktu. Saya yang kebetulan hanya punya waktu luang ketika sudah di luar jam kerja, menjadi sangat terbantu. Sistim belajar online yang diterapkan memberikan saya kondisi yang lebih fleksibel. Misalkan saja materi diberikan di pagi hari dan akan dikumpul di keesokan harinya, maka saya punya waktu untuk menyelesaikannya di malam hari, begitupun sebaliknya. Mereka sebagai mentor pun akan selalu siap sedia 24 jam menerima pertanyaan-pertanyaan menyangkut tugas yang diberikan.

Tugas utama kami pada waktu itu adalah membuat artikel dalam Bahasa Inggris dan dikirim ke sebuah web dengan tema yang beragam. Proses dalam mengerjakan itu cukup membuat saya “bersusah payah”. Jika dalam menulis artikel berbahasa Indonesia saja kita harus membuat tulisan yang memiliki visi dan misi, begitu pula dengan menulis artikel berbahasa Inggris. Bagaimana bisa memberikan “nyawa” dalam tulisan kita menjadi tantangan yang cukup berarti. Belum terbiasanya saya menggunakan kata-kata dan kalimat dalam Bahasa Inggris menjadi salah satu tantangan yang saya hadapi. Keberadaan mentor tentu menjadi penenang di saat kami kesulitan dan kebingungan. Puncak kebahagiaan dari itu semua adalah saat artikel yang sudah saya buat, telah diterbitkan.

Setelah melalui proses pembelajaran yang penuh dengan cerita, saya pun mendapatkan “rapor” dari hasil kerja saya. Sebuah sertifikat kelulusan yang membuat saya cukup berbangga karena pernah melewati itu semua. Menjadi satu pengalaman yang tidak terlupakan, dan akan selalu menjadi “moodboster” bagi saya pribadi untuk terus mengasahnya.




Nah, buat kalian yang mau bergabung dan belajar di EWC, ini ada kesempatan bagus. EWC lagi buka pendaftaran nih. EWC Beginner -1 Batch 3 yang periode belajarnya di tanggal 12 Januari 2020 – 12 Februari 2020, dan EWC Beginner -2 Batch 2 yang periode belajarnya di tanggal 7 Maret 2020 – 7 April 2020. Menjadi penulis artikel berbahasa Inggris bukan hanya akan menjadi mimpi, namun bisa kita wujudkan dengan kerja keras dan bergabung bersama EWC.

#ODOP7 #KelasNonFiksi
Lokasi: Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

Gambar
Guys… akhirnya sampai pada part terakhir kegiatan Rainy’s Day Fest di Banjarbaru. Jadi malam penutupan RDF ditandai dengan launching buku antologi Puisi “ The First Drop of Rain ”. Acara peluncuran buku ini juga dimeriahkan dengan kegiatan “ Poetry in Action ”. Kami ditawarkan kesediaannya untuk tampil membacakan puisi. Tentu saja bagi penyair, membaca sebuah puisi adalah suatu hal yang menyenangkan, karena merupakan salah satu cara “olah jiwa”. Mendalami makna puisi, menyajikannya, dan dinikmati oleh orang lain. Saya dan kawan saya juga turut serta berpartisipasi. Saya sendiri membawakan puisi karya saya, yang saya buat dengan musikalisasi yang sangat sederhana. Kebetulan ada sebuah instrument alat musik tersedia disana, yup sebuah gitar. Kegiatan ini masih berpusat di Mingguraya. Pic : Poetry in Action Pic: Poetry In Action Ada satu hal yang cukup menarik di Mingguraya. Siapapun yang datang untuk pertama kalinya harus mengikuti semacam agenda wajib, yakni membaca puisi.
Baca selengkapnya

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

Gambar
Naah, ketemu lagi di bagian kedua cerita perjalanan saya ke Banjarbaru Kalimantan Selatan. Mungkin kalian semua ingin tahu beberapa hal dari perjalanan ini. Naik apa kami kesana, Berapa lama waktunya, dan ngapaen aja disana. Nah di bagian kedua ini akan saya ceritakan awal perjalanan kami sejak mula berangkat. Berkunjung ke Kalimantan Selatan sebenarnya bukan hal yang baru buat diri saya. Sebelumnya saya sudah pernah beberapa kali berkunjung karena ada urusan keluarga dan dinas dari kantor. Namun perjalanan yang sudah sangat lama itu membuat saya rindu akan tanah Banjar. Bertepatan dengan bulan Maulid penanggalan Arab, saya memang berniat hendak berkunjung kesana, dibarengi kegiatan ini lalu kemudian saya turutkan saja. Perjalanan yang sangat “tiba-tiba” ini, sangat berkesan bagi saya. Berangkat dari Samarinda, ke terminal di Samarinda Seberang untuk mencari tiket Bis menuju Banjar. Karena ketidaktahuan kami, proses dalam memesan tiket keberangkatan lumayan sangat ribet (yang
Baca selengkapnya

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL

Gambar
“Mba Firaa, ayo bangun.!! Jam berapa lagi mau bangun coba.” Nyanyian Ayah setiap pagi seperti pertunjukan konser di lapangan. Aku hanya bisa menutup kedua telinga dengan guling dan membenamkan diriku di dalam selimut tebal. Tak berapa lama kemudian. Byuuuurrr. Kena telak!! Basah semua. Bisa dibayangkan sendiri, siraman air segayung mengguyur tubuh. Menggigil. “Ayaah, kenapa Fira disiram lagi. Sprei kemarin saja belum kering karena ayah siram.” Wajahku jelek sekali pagi itu. Cemberut dan kalian mau tahu, ayah hanya tertawa dan senyum sumringah tampak jelas diwajahnya. “Hehehe, makanya kalau ayah panggil dijawab, jangan justru menutup telingamu dengan bantal dan sembunyi dibalik selimut. Jadi basah kan, hihihi.” Ayah seolah menjadi pemenang. Seperti seseorang yang berhasil memenangkan permainan games milik Dodi. Aku masih mendengar jelas tawa yang keluar dari mulutnya. Terbahak-bahak. Tak hanya tawa ayah, dibelakangnya menyusul tawa bunda dan Bang Dodi. Aaah, aku seperti jad
Baca selengkapnya