MENULIS ADALAH JALAN LAIN BERBICARA

Kalau bicara soal sebuah "wadah", maka yang terbayang dalam benak kita adalah sebuah tempat untuk menyimpan sesuatu. Wadah yang ingin saya bahas disini adalah memiliki fungsi yang sama dengan "wadah" sesungguhnya. Pertama kali mengetahui tentang ODOP, adalah membaca dari sebuah share tulisan di sosial media oleh seorang kawan. Sebuah komunitas yang didalamnya "diharapkan" adalah mereka yang akan menjadi calon-calon penulis.
Jika melihat dari "namanya" ODOP yang merupakan kepanjangan dari One Day One Post, maka yang tergambar dalam benak saya pribadi adalah sebuah aktivitas dimana dalam satu hari akan memposting atau membagikan tulisan berupa informasi, sekedar cerita-cerita pendek, puisi dll, dengan komitmen bagi semua anggotanya adalah "memposting minimal 1 hari 1 tulisan". Woww, it's amazing. Mengapa?? Karena wadah ini secara tidak langsung ingin "memaksa" setiap anggotanya untuk menulis. Terkadang kebanyakan dari kita tidak menulis dikarenakan alasan-alasan klise. "Ah, hari ini saya tidak ada inspirasi", "Sepertinya hari ini biasa saja, tidak ada hal yang istimewa untuk diabadikan dalam sebuah tulisan", dan beragam alasan yang "diada-adakan". 
Sebagai sebuah wadah, harapan saya kelak ODOP akan menjadi kebiasaan yang baik. Tidak enak rasanya jika sehari tidak menulis. Karena untuk menjadi seorang penulis yang baik, tidak ada alasan lain kecuali "Kita harus menulis sekarang juga". Just it.
Kalian tahu "virus"? Ia adalah sesuatu yang "tugasnya" adalah menyebarkan. Andai saja komunitas ini bisa menjadi "virus" yang baik bagi anggota di dalamnya, menumbuhkan semangat untuk rajin menulis dan memperbaiki kualitas tulisannya, maka tentu saja ke depan akan lahir penulis-penulis yang bertalenta, penulis-penulis yang hebat dan inspiratif. 
Menulis adalah jalan lain berbicara, jalan lain untuk menyampaikan sesuatu. Menulis adalah aktivitas menuangkan apa yang ada dalam fikiran, benak dan kegundahanmu. Menulis akan menjadikanmu sebagai pribadi yang memiliki mental berbagi. Oleh karena itu menulislah tulisan yang bermanfaat. 
Harapan saya jika bergabung dalam komunitas ODOP ini, semoga masing-masing anggotanya bisa menjadi “moodboster” bagi anggota yang lain. Bisa menjadi “virus” yang baik dalam menularkan kebiasaan menulis. Teringat sebuah perkataan dari salah seorang sahabat nabi Muhammad SAW yang juga sekaligus menantu beliau Ali bin Abi Thalib ra “Ikatlah ilmu dengan tulisan”, hal ini berarti bahwa menulis adalah sesuatu yang dianjurkan. Semoga dengan bergabungnya kita dalam komunitas seperti ini, adalah upaya kita juga untuk menjaga ilmu disamping mengamalkannya. Semangat menulis.
Sumber Foto : Daeng "Paranreng"

Lokasi: Samarinda, Samarinda City, East Kalimantan, Indonesia

Komentar

  1. Unknown19 September 2017 pukul 01.59

    Sepakat
    Siapa bilang tidak ada inspirasi yang datang setiap hari?
    Inspirasi menulis bertebaran di sekitar kita, kita tinggal membuka rasa kepekaan kita lebar-lebar untuk menangkapnya.

    Good Job!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rahayu Hestiningsih19 September 2017 pukul 07.14

      Heheh, iya semoga dgn bergabung semakin semangat dlm menulis dan menjadi penyemangat bagi yg lain. Terima kasih atas kesediaan mengajak sy bergabung hehehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

Gambar
Guys… akhirnya sampai pada part terakhir kegiatan Rainy’s Day Fest di Banjarbaru. Jadi malam penutupan RDF ditandai dengan launching buku antologi Puisi “ The First Drop of Rain ”. Acara peluncuran buku ini juga dimeriahkan dengan kegiatan “ Poetry in Action ”. Kami ditawarkan kesediaannya untuk tampil membacakan puisi. Tentu saja bagi penyair, membaca sebuah puisi adalah suatu hal yang menyenangkan, karena merupakan salah satu cara “olah jiwa”. Mendalami makna puisi, menyajikannya, dan dinikmati oleh orang lain. Saya dan kawan saya juga turut serta berpartisipasi. Saya sendiri membawakan puisi karya saya, yang saya buat dengan musikalisasi yang sangat sederhana. Kebetulan ada sebuah instrument alat musik tersedia disana, yup sebuah gitar. Kegiatan ini masih berpusat di Mingguraya. Pic : Poetry in Action Pic: Poetry In Action Ada satu hal yang cukup menarik di Mingguraya. Siapapun yang datang untuk pertama kalinya harus mengikuti semacam agenda wajib, yakni membaca puisi.
Baca selengkapnya

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

Gambar
Naah, ketemu lagi di bagian kedua cerita perjalanan saya ke Banjarbaru Kalimantan Selatan. Mungkin kalian semua ingin tahu beberapa hal dari perjalanan ini. Naik apa kami kesana, Berapa lama waktunya, dan ngapaen aja disana. Nah di bagian kedua ini akan saya ceritakan awal perjalanan kami sejak mula berangkat. Berkunjung ke Kalimantan Selatan sebenarnya bukan hal yang baru buat diri saya. Sebelumnya saya sudah pernah beberapa kali berkunjung karena ada urusan keluarga dan dinas dari kantor. Namun perjalanan yang sudah sangat lama itu membuat saya rindu akan tanah Banjar. Bertepatan dengan bulan Maulid penanggalan Arab, saya memang berniat hendak berkunjung kesana, dibarengi kegiatan ini lalu kemudian saya turutkan saja. Perjalanan yang sangat “tiba-tiba” ini, sangat berkesan bagi saya. Berangkat dari Samarinda, ke terminal di Samarinda Seberang untuk mencari tiket Bis menuju Banjar. Karena ketidaktahuan kami, proses dalam memesan tiket keberangkatan lumayan sangat ribet (yang
Baca selengkapnya

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL

Gambar
“Mba Firaa, ayo bangun.!! Jam berapa lagi mau bangun coba.” Nyanyian Ayah setiap pagi seperti pertunjukan konser di lapangan. Aku hanya bisa menutup kedua telinga dengan guling dan membenamkan diriku di dalam selimut tebal. Tak berapa lama kemudian. Byuuuurrr. Kena telak!! Basah semua. Bisa dibayangkan sendiri, siraman air segayung mengguyur tubuh. Menggigil. “Ayaah, kenapa Fira disiram lagi. Sprei kemarin saja belum kering karena ayah siram.” Wajahku jelek sekali pagi itu. Cemberut dan kalian mau tahu, ayah hanya tertawa dan senyum sumringah tampak jelas diwajahnya. “Hehehe, makanya kalau ayah panggil dijawab, jangan justru menutup telingamu dengan bantal dan sembunyi dibalik selimut. Jadi basah kan, hihihi.” Ayah seolah menjadi pemenang. Seperti seseorang yang berhasil memenangkan permainan games milik Dodi. Aku masih mendengar jelas tawa yang keluar dari mulutnya. Terbahak-bahak. Tak hanya tawa ayah, dibelakangnya menyusul tawa bunda dan Bang Dodi. Aaah, aku seperti jad
Baca selengkapnya