#153# PHOBIA JARUM SUNTIK

Yang namanya phobia terhadap sesuatu, ternyata kelak bisa menjadi sesuatu yang sebaliknya. Ini hanya sekedar pengalaman yang benar-benar saya alami dan rasakan, bahkan sampai sekarang pun saya tak juga faham kenapa bisa terjadi (hahaha).

Saya adalah seseorang yang sangat takut dengan jarum suntik. Bahkan sejak dari kecil (tentunya saat saya telah bisa mengingat segala hal yang terjadi).

Jadi saat itu masa saya di Sekolah Dasar, mungkin di kelas 2, kemudian ada agenda suntik cacar buat para murid. Pada awalnya saya tak merasa ketakutan, tapi ketika melihat salah seorang kawan begitu histeris dan menangis bahkan sampai lari dikejar guru, entah kenapa seketika saya pun menjadi takut. Tetapi akhirnya saya jalani juga, dan hasilnya huhu, saat disuntik saya tak menangis, setelahnya baru, hahhha.

Sejak kejadian itu, segala hal yang berhubungan dengan dunia kedokteran saya jauhi (terkecuali cita-cita menjadi dokter) karena saya trauma. Namun alhamdulillahnya saya juga bukan anak kecil yang kalau sakit dibawa ke dokter, maklum saja almarhum kakek adalah seorang mantri (panggilan untuk orang yang bisa mengobati orang lain, namun bukan dokter) jadi papah lebih memilih membawa ke rumah kakek saja. Dan alhamdulillah juga hingga dewasa saya jarang sakit.

Beberapa tahun belakangan, kesehatan saya sering mengalami gangguan. Hingga akhirnya saya harus menjalani tes darah. Saya sangat ketakutan, karena membayangkan akan bertemu dengan musuh lama saya yaitu jarum suntik. Waktu itu saya ditemani seorang kawan di kantor untuk pergi ke laboratorium untuk melakukan tes darah. Awalnya saya sudah memiliki sedikit keberanian, toh saya fikir usia saya sudah cukup dewasa dan tidak harus takut lagi dengan jarum suntik. Namun setiba di lab, ada kejadian yang membuat saya seperti membuka luka lama. Sembari menunggu giliran saya, ada seorang anak kecil yang akan diambil darahnya. Mungkin karena begitu ketakutan dia menangis begitu histeris. Sepertinya kawan saya sudah membaca mimik ketakutan di wajah saya, dan tanpa basa basi dia keluarkan "ancaman" khas emak-emak kalau lagi marah sama anaknya. 

"Kalau sampai kamu kayak gitu, aku tinggal pulang ke kantor dan kamu balik sendiri" kebayang dong ketakutan saya dan rasa malu jika sampai saya lakuin juga, huhu. Mengumpulkan keberanian dan akhirnya peristiwa itu terjadi juga.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan bahkan bertahun, saya tidak lagi takut dengan jarum suntik. Karena masa bertahun mengakrabkan saya dengan segala hal yang berkaitan dengan jarum. Sakit yang saya derita membuat saya menjadi lebih sering berinteraksi dengan infusan jarum. Bahkan sekarang, setiap perawat menanyakan mau dicucuk jarum dimana pun, saya tinggal bilang "terserah suster saja" (bukan kesombongan, namun udah sampai titik pasrah, huhu demi sembuh sakit).

Proses mencucuk jarum juga ada ceritanya. Kalau perawat RS biasanya tidak memperhitungkan "perasaan" maksudnya disini adalah mereka memiliki kebebasan untuk mencucuk di daerah mana saja yang mereka mau yang penting kelak infusannya bagus, hehe. Jadi pasien seperti saya pasrah saja lah. Tetapi beda kalau perawat nya saya kenal, ada keraguan dan empati yang begitu besar (biasa selalu nanya, saya cucuk dimana ini mba ayu, intinya dimana saya lebih tahan dengan sakit, heheeh), tapi justru saya selalu pasrah terhadap mereka dimana saja bisa mereka dapatkan lokasi terbaik saya mah manut aja).

Lokasi-lokasi lumrah dicucuk jarum infus biasanya adalah di punggung tangan, disitu rasa sakit cukup bisa diatasi, namun siap-siap saja jika pasien memiliki pembuluh darah yang tipis tak terlihat jelas, atau bercabang pendek-pendek, biasanya perawat akan susah melakukannya.

Lokasi yang cukup sakit saya rasakan saat semalam di cucuk di bagian dalam lengan. Karena di bagian punggung tangan sudah mengalami bengkak, mau tidak mau disitu lokasi yang paling pas. Rasanya beneran sakit, karena kulit ari yang tipis mungkin ya. Tetapi perawat RS cuma bilang, gak apa-apa, hahaa dilema pasien memang. 



Yah, bisa karena biasa. Intinya sih, segala hal dalam hidup baik yang kita takutkan bisa saja terjadi kapan dan dimana pun. Saya yang dulu selalu menjadi orang yang sangat aktif, sekarang harus sering menjaga kondisi badan agar tak mudah drop dan masuk RS lagi. Benar kata-kata  moral dalam agama. Ada 5 hal yang patut kita hargai dalam hidup. Masa lapang sebelum datang masa sempit, masa kaya sebelum miskin, masa sehat sebelum sakit, masa muda sebelum tua, dan hidup sebelum mati. Agar kita bisa selalu menghargai dan mensyukuri sedikit apapun nikmat yang sudah ALLAH beri untuk kita. 

Mohon doakan agar saya bisa segera sembuh ya, siapa tau doa dari mulut hamba ALLAH yang mana yang akan menjadi diijabah oleh NYA. 

#Dikamar RS Dirgahayu Ruang Yakobus B10

Komentar

  1. Semoga Allah Ta'ala berikan kesembuhan mba, bisa beraktifitas, ceria dan bermanfaat buat orang lain seperti sedia kala.
    Semangat mba... terima kasih sudah mau berbagi cerita ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya rabb, terima kasih atas sedekah doanya mba, hehe

      Hapus
  2. Cepet sembuh banyak istirahat mbaaakkk🤗

    BalasHapus
  3. Semoga cepat sembuh ya, Mbak...aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya rabb, trima kasih sedekah doanya mb wiwid hehehe

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

#170# NICHE BLOG, APA YAA??