#156# Oleh-oleh dari "GREAT MUSLIMAH TRAINING"
Mendengar
kalimat “GREAT MUSLIMAH”, bukan tidak mungkin membuat setiap muslimah ingin
agar dua kata tersebut bisa ada dalam dirinya. Sebagai seorang muslimah, tentu
tidak hanya ingin menjadi muslimah yang biasa-biasa saja, namun bisa menjadi
muslimah yang memiliki standar hingga tingkat yang paling tinggi, yakni
MUSLIMAH SHOLEHAH. Beruntung sekali, pada hari Minggu tanggal 17 Maret 2019
kemarin, saya dan para muslimah di kota Samarinda, mendapatkan kesempatan untuk
kembali menimba ilmu dari dua orang muslimah yang luar biasa.
Yang pertama adalah
Ustadzah Hayati Fashiha Lubis Lc.,MA. Beliau adalah seorang pengajar di IAIN
Samarinda dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Samarinda, selain itu beliau
juga merupakan pengasuh Yayasan Pesona Qur’an Samarinda. Beliau sempat
mengenyam pendidikan S1 dan S2 nya di Universitas Al Azhar , Kairo Mesir dan mengambil
keilmuan Fiqh sebagai mata kuliahnya. Sedangkan pembicara yang kedua adalah Oki
Setiana Dewi S.Hum, M.Pd. Mendengar namanya tentu tidak asing bagi kita, karena
beliau adalah salah satu pesohor negeri yang juga seorang Da’iyah. Selain itu
beliau juga adalah seorang penulis beberapa buku best seller.
Materi yang dibawakan oleh ustadzah Hayati
adalah tentang bagaimana cara agar bisa mencapai standar “the great muslimah”
di era milenial sekarang. Sosok dua orang muslimah di zaman Rasulullah yang
tentu tidak bisa kita lupakan begitu saja adalah sosok dua orang ibu dan anak.
Yakni Siti Khadijah ra. dan Siti Fatimah ra. Cerminan seorang istri yang luar
biasa yang tidak hanya hebat dalam keluarga, namun juga di luar lingkungan
keluarga. Menurut Ustadzah Hayati, bagaimana kiat-kiat agar muslimah di zaman
milenial sekarang ini, kelak bisa menjadi “Khadijah Milenial, dan Fatimah
Milenial”. Tentu merupakan hal yang tidak mudah tapi juga bukan tidak mungkin. Allah
tidaklah menciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah kepada Nya. Ini
memberikan gambaran, bahwa setiap yang dilakukan seorang muslimah harus dalam
rangka ibadah. Menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai seorang hamba Allah dan
sebagai seorang manusia, adalah hal yang seharusnya dipenuhi agar cita-cita
menjadi “Khadijah Milenial dan Fatimah Milenial” dapat terwujud, tentu saja dengan
tetap berpegang pada dua hal yang menjadi warisan Rasulullah SAW yakni Alqur’an
dan Al Hadits.
“Great
Muslimah Training” mengambil tema Be Inspiring Muslimah. Apa saja kita-kiat
agar bisa menjadi muslimah yang menginspirasi? Tentu dengan berkarya lebih
banyak dan bermanfaat buat orang lain dengan tetap berada pada koridor dan
pakem-pakem seorang muslimah. Ustadzah Oki Setiana Dewi memberikan paparan yang
begitu singkat (dikarenakan teknis, sehingga beliau hanya sebentar sekali
bertemu kami). Bahwa seorang muslimah yang ingin menjadi “Great Muslimah”
haruslah memahami posisinya dalam lima tempat.
SEBAGAI
SEORANG HAMBA ALLAH
Muslimah
harus memahami kewajiban dan larangan yang diatur oleh Allah SWT. Kewajiban
menjalankan perintah Allah dengan kesadaran tinggi perlu dilatih, agar terbiasa
menjalankannya. Perintah sholat, puasa, zakat dan sebagainya menjadi indikator
seorang muslimah yang baik.
SEBAGAI
SEORANG ANAK
Dalam
Alquran diperintahkan bahwa seorang anak hendaklah mematuhi segala perintah
orang tuanya selagi dalam koridor ketaatan kepada Allah. Betapa besar
pengorbanan orang tua terhadap anak sungguh tidak dapat dibalas meski dibayar
dengan jutaan ataupun milyaran uang.
SEBAGAI
SEORANG IBU
Seorang
muslimah kelak akan menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Perlunya seorang
muslimah untuk tetap belajar agar kelak anak-anak mereka menjadi anak-anak yang
membawa harum nama agama, keluarga dan negara. Tak masalah jika seorang
muslimah mengambil pendidikan hingga gelar tertinggi, karena niatnya adalah
bukan untuk menyaingi suaminya namun agar kelak anak-anaknya lahir menjadi
anak-anak yang sukses karena didikan dari ibu yang hebat.
SEBAGAI
SEORANG ISTRI
Surga
seorang istri adalah pada suaminya. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa jika
seorang istri menjalankan kewajibanya (sholat, puasa, zakat dll) dan juga taat
kepada suaminya, maka diperintahkan baginya masuk surga dari pintu yang mana
saja yang dia suka. Seorang istri juga haruslah menjaga aib suaminya, karena
dikatakan dalam alqur’an bahwa istri dan suami masing-masing adalah pakaian
bagi mereka sendiri, sehingga perlu lah seorang istri menjaga nama baik
suaminya.
SEBAGAI
SEORANG MANUSIA
Seorang
muslimah tidak hanya menjaga hubungannya dengan sang penciptanya saja
(Hablumminallah) namun juga harus menjaga hubungannya dengan sesama manusia
(Hablumminannas). Sebaik-baik dari kamu adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Hal ini menyiratkan bahwa seorang muslimah harus mengkaryakan dirinya agar
masyarakat bisa merasakan manfaat yang banyak dari pribadinya.
Pertemuan
yang sangat berharga bagi saya dan para muslimah di kota Samarinda bisa
mendapatkan paparan-paparan yang luar biasa dari dua orang muslimah yang luar
biasa ini. Insya Allah jika ada kesempatan mereka akan kembali menyapa para
muslimah di kota Samarinda di lain waktu.
Yah. Aku nggak ikut.
BalasHapusKhusus akhwat hahah, dtg gak ke acara USt Hannan di hari yg sama??
Hapus