#128# DIA ORANGNYA

Kian bergemuruh perasaan Wida saat ini. Betapa tidak, santer terdengar bahwa ia akan dipersunting oleh seorang laki-laki yang berasal dari Kota Tenggarong. Konon kabarnya, si lelaki adalah putra dari teman baik ayah Wida. Sebenarnya Wida sendiri belum mau menikah, tetapi karena kondisi ayah yang sedang sakit, sehingga Wida diminta untuk segera mewujudkan permintaan ayahnya.

“Ayolah nak, turuti saja apa mau ayahmu, kapan lagi kamu akan berbakti kepadanya.” Bujuk bunda sore itu.

“Tapi sejujurnya bunda, Wida ingin menyelesaikan pendidikan Wida sampai jenjang lebih tinggi lagi bunda, gak sampai disini saja. Kalau Wida menikah, bukan tidak mungkin pendidikan Wida stagnan disini saja. Apa iya dia yang menjadi suami Wida bakal mengizinkan Wida sekolah lagi?”. Wida masih terus berargumen dengan bunda. Masih banyak yang ingin ia capai, namun karena kondisi ini, semua akan sangat sulit diwujudkan.

“Begini saja nak, nanti saat pertemuan keluarga, sampaikanlah syaratmu itu. Semoga saja pihak calon suami mu tidak keberatan.” Usul Bunda.

***
Kota Samarinda saat ini sedang diguyur hujan. Sebagian orang berfikir hujan adalah sesuatu yang bisa menggagalkan sebuah rencana. Tidak sedikit masyarakat yang mengadakan suatu acara tertentu, tetapi karena hujan segalanya menjadi 180 derajad berbalik. Tapi bagi Wida, hujan adalah sesuatu yang penuh dengan segala kebaikan. Setidaknya hujan telah membantunya saat ini menghindar dari rencana pertemuan dua keluarga.

“Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah menurunkan hujan. Aku sungguh tidak ingin bertemu dengan keluarga dari Mas Yoga. Aku juga tidak mengenalnya, bagaimana bisa aku menikah dengan seseorang yang tidak aku kenal. Setidaknya hujan kali ini cukup membuat gagal rencana. Masalah pertemuan selanjutnya bisa aku fikirkan lagi caranya.” Wida saat ini sedang terjebak hujan. Di saat ia berteduh di pelataran sebuah masjid, ia mengabarkan kepada Bunda melalui SMS, bahwa ia tidak bisa pulang sekarang.

Bunda, Ayah. Wida minta maaf belum bisa pulang ke Tenggarong sekarang. Samarinda sedang hujan lebat dan Wida gak berani jika harus melanjutkan perjalanan. Sampaikan permintaan maaf Wida untuk keluarga Mas Yoga, karena tidak bisa bertemu hari ini.  SENT.

***

“Bunda, apa tidak bisa dibatalkan saja rencana pertunangan ini, Wida tidak bisa jika harus menikah dengan seseorang yang Wida gak kenal.” Wida masih saja membujuk bunda, namun segalanya malah membuat kondisi ayah semakin memburuk.

“Apa sebenarnya alasan kamu nak, Wida pasti berbohong dengan bunda kan?” Bunda mencoba menelisik hati Wida terdalam. Dan Akhirnya putri ke empat nya itu mengutarakan perasaannya.

“Sebenarnya itu semua karena sudah ada seseorang yang dekat dengan Wida. Dia sangat mencintai Wida, dan begitupun Wida bunda, sangat mencintainya. Beberapa bulan yang lalu, Wida sudah menceritakan kepadanya perihal rencana ayah dan bunda. Dia sebenarnya ingin menemui ayah, namun setelah tau kondisi ayah dia gak berani mengambil resiko. Itu mengapa dia berbesar hati melepas Wida, tetapi sesungguhnya dia masih mencintai Wida. Bahkan sampai saat ini.” Dengan terisak Wida menceritakan kepada Bunda apa yang sebenarnya telah terjadi.

“Dia juga ternyata telah dijodohkan dengan orang tuanya bunda, dan dia tak ingin membantah keinginan ibunya yang hanya tinggal sendiri sekarang, mungkin kami memang tidak berjodoh. Hiks. Wida ikhlas menerima rencana pertunangan ini bunda.” Wida sesenggukan. Bahu bunda terasa basah oleh air mata nya yang tumpah ruah. Bunda hanya bisa menasehati putri ke empat nya itu.

“Wida, setiap orang tua tidak akan pernah melakukan sesuatu yang membawa kejelekan bagi anak-anaknya. Percayalah bahwa niat ayah sangat baik. Ayah hanya ingin menepati janji dengan almarhum teman ayah sejak sekolah dulu. Percayalah nak, niat mencari ridho orang tua, adalah salah satu bentuk ciri anak yang sholeh.”

***

“Ternyata kita memang ditakdirkan bersama. Benar kataku Wida, jika kita berupaya mencari ridho Allah lewat ridho orang tua, maka segalanya akan terasa indah. Sungguh, aku juga baru tahu kalau ternyata almarhum ayah ku adalah sahabat baik ayah mu. Dan sekarang aku yang akan menepati janjiku, menjaga amanah terbaik dari Allah yang telah dititipkan oleh ayah mu, yaitu Wida istri ku.” Keningku dikecup oleh lelaki itu. Iya, seorang lelaki yang empat bulan yang lalu telah aku hindari dengan berbagai alasan. Lelaki yang ternyata punya nama kecil yang selama mengenalnya aku sama sekali tidak tahu. Dia lah wujud ridhonya Ayah padaku. 

Pic : internet
#DAY4 #30DWC  #OneDayOnePost 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL