#206# TERNYATA SAYA NYASAR!!!

 



Alun-alun Kidul, Yogyakarta

Terkadang tiap manusia memiliki sisi percaya diri yang tanpa sadar bisa menjatuhkannya pada sifat takabbur. Baik itu hal yang besar, maupun hal receh sekalipun. Mau menyadari kesalahan itu, mungkin akan lebih baik karena bisa menjadi warning buat diri untuk lebih aware lagi dalam bersikap.

Saya ingin berbagi cerita pagi ini. Bermula dari keinginan saya mencari sarapan, akhirnya mengendarai sepeda motor yang sudah menjadi “teman akrab” saya selama menjalani kehidupan sebagai seorang mahasiswi di kota Pelajar ini. Perjalanan hidup hampir dua tahun, terus terang saja belum bisa membuat saya mengahafal jalan dengan baik, hahaha. Entahlah, saya juga tidak faham, mungkin karena nama jalan di sini yang terlalu banyak kemiripan (hedeh, alasan, wkwk). Namun, dalam beberapa waktu belakangan, saya cukup merasa gembira karena sudah bisa berjalan-jalan keliling Yogyakarta tanpa menggunakan bantuan “gooogle maps” (pencapaian banget, haha).

Pagi ini, sepertinya saya takabbur. Niat hati ingin mencari sesuatu untuk mengisi perut, tak disangka “nyasar” nya jauh banget. Tanpa sadar “si hijau” mengantarkan saya hingga ke daerah keraton Yogyakarta, dan alun-alun Yogyakarta yang terkenal dengan dua beringin kembarnya.

“Aduh, kenapa bisa nyasar sejauh ini” saya membatin dan menertawakan diri sendiri, haha. Saya tetaplah orang yang akan selalu berusaha mencari hikmah dari setiap kejadian. Karena lelah berputar-putar, tiba di depan alun-alun kidul yang terkenal dengan Beringin kembarnya, saya memberhentikan sepeda motor dan menepi sejenak untuk menikmati keindahan dua beringin yang fenomenal itu.

Ternyata, saya takabbur, sok banget gak pakegoogle maps” hahaha. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali mengaktifkan google maps dan mengetikkan alamat tempat saya tinggal. Sepanjang perjalanan, sembari mendengarkan suara operator maps, pikiran saya jauh ke dalam sebuah perenungan. Ternyata setiap saat dan setiap waktu, kita sebagai manusia butuh yang namanya “pedoman”. Jangan pernah merasa sedikit yang kita faham, adalah bekal yang cukup, lalu dengan sebegitu bangganya merasa tidak memerlukan pedoman lagi dalam hidup.

Alqur'an adalah pedoman terbaik yang ditinggalkan Allah dan rasulnya untuk selalu dipegang dan diimani. Seperti perjalanan mencari sarapan tadi, jika tak ada Alqur’an sebagai pedoman, hidup akan berputar-putar saja tak tahu arah. Semoga momen ramadan tetap menjadikan saya khususnya dan kita semua pada umumnya untuk mau lebih akrab lagi berteman dengan alquran. Ssst, “dia” petunjuk jalan terbaik yang pernah ada lho.  




Komentar

Postingan populer dari blog ini

#126# AKHIR PERJALANAN (Travelling ke Kalsel - Part 7)

#119# "TRAVELLING" KE KALIMANTAN SELATAN (Part 2 - Rainy's Day Literari Festival)

#117# DIBANGUNIN SAMA BANTAL